Viral di TikTok, Apakah Lazy Parenting Termasuk Pola Asuh yang Baik?

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Sebuah tren pola asuh, yang dikenal dengan lazy parenting, belakangan ramai diperbincangkan di TikTok. Ini menyarankan orang tua untuk mengasuh lebih santai, dengan membiarkan anak-anak mereka melakukan banyak hal sendiri.

Akun TikTok @leahova menjadi salah satu konten kreator yang membicarakan lazy parenting. Dalam video viral tersebut, ia menekankan pada orang tua untuk lebih santai dalam mengasuh anak—dalam artian tidak memanjakannya dan melakukan segala hal untuknya.

Lewat video itu pula, ia menceritakan kisah temannya yang merasa khawatir lantaran anaknya, yang hampir berusia 15 tahun, belum mandiri seperti anak-anak lain seusianya. Teman tersebut menyebutkan bahwa anaknya tidak akan makan jika tidak disiapkan oleh orang tua.

BACA JUGA: Tak Cuma Bikin Galau, Ini 5 Manfaat Lagu Sedih untuk Kesehatan Mental

Di sinilah inti dari perdebatan parenting ini—apakah membiarkan anak lebih banyak melakukan hal sendiri bisa membuat mereka lebih mandiri atau justru sebaliknya? Juga, apa sebenarnya itu lazy parenting? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari laman Parents:

Mengenal Lazy Parenting

Lazy parenting adalah pola asuh di mana orang tua membiarkan anak-anak mereka melakukan berbagai tugas sehari-hari tanpa terlalu banyak campur tangan. Konsep ini bertujuan membantu mereka membangun kemandirian, rasa percaya diri, serta tanggung jawab sejak dini.

Pendiri Positive Parenting Solutions, Amy McCready, menjelaskan bahwa membantu anak terlalu banyak justru merampas keterampilan hidup penting yang mereka butuhkan. Menurutnya, melakukan segala sesuatu untuk anak justru bisa berbahaya bagi perkembangan mereka.

“Orang tua sering kali melakukannya atas dasar cinta, ingin membantu dan agar lebih mudah. Tapi ini justru merugikan anak karena mereka kehilangan kesempatan untuk belajar hidup mandiri dan rasa percaya diri,” ujar McCready.

Pendekatan lazy parenting sejatinya bertujuan untuk membiarkan anak menghadapi tantangan sesuai kemampuan mereka. McCready menyebutkan bahwa tujuan utama dari pendekatan ini adalah membantu anak belajar mandiri secara bertahap, tanpa terlalu banyak intervensi yang justru menghambat perkembangan mereka.

BACA JUGA: Mengenal Parasocial Relationship, Hubungan ‘Halu’ dengan Idola

“Biarkan anak belajar dari kegagalan mereka. Jika kita terus-menerus melindungi mereka, mereka tidak akan belajar menghadapi masalah secara mandiri,” imbuhnya.

Meski begitu, bukan berarti orang tua sepenuhnya absen dalam kehidupan anak. Ada saatnya ketika orang tua perlu turun tangan, terutama saat anak mengalami kesulitan yang melebihi kapasitas mereka. Namun, bantuan yang diberikan juga harus tepat, bukan sekadar menyelesaikan masalah untuk mereka.

Dengan kata lain, lazy parenting bisa efektif jika dilakukan dengan bijak, yaitu membiarkan anak menghadapi tantangan sesuai kemampuan mereka. Namun, tetap dengan dukungan yang tepat dari orang tua.

Dibutuhkan kesabaran, kepercayaan, serta pemahaman yang mendalam tentang kapan harus turun tangan. Jika Anda masih kurang yakin dengan pola asuh yang sedang viral di TikTok ini, tidak ada salahnya mencoba berkonsultasi dengan profesional.

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

Related

award
SPSAwArDS