Wahyoo dan JNE Antarkan 25.400 Makanan Gratis di Jakarta

marketeers article

Merayakan HUT DKI Jakarta yang jatuh pada tanggal 22 Juni lalu, startup optimalisasi warung makan Wahyoo merayakannya dengan unik. Bekerja sama dengan JNE, Wahyoo menyalurkan 24.500 makanan gratis kepada masyarakat yang tersebar di 493 RT di Jakarta.

Diceritakan oleh Peter Shearer, Founder dan CEO Wahyoo Group mengatakan bahwa pandemi COVID-19 yang melanda sejak hampir lima bulan lalu memberikan dampak yang cukup besar. Tidak hanya industri besar, UKM juga merasakan dampak yang justru lebih besar. Menurunnya aktivitas luar ruang yang dilakukan masyarakat membuat warung-warung makan mitra Wahyoo terpaksa tutup untuk sementara. Menyebabkan adanya penurunan pendapatan atau bahkan tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.

“Program yang juga diberi nama #RentangHatiJNE ini sekaligus untuk membantu mitra warung makan Wahyoo. Kami melibatkan 100 mitra warung makan untuk menyediakan makanan yang dibagikan secara gratis dari tanggal 1-10 Juli,” papar Peter.

Sementara itu, program bagi-bagi makan gratis ini menjadi misi JNE untuk membantu masyarakat yang masih terkena dampak akibat PSBB. Program rentang hati yang telah dilakukan Wahyoo pada masa awal pandemi menjadi inspirasi perusahaan logistik ini untuk meneruskan program berbagi.

“Program ini tidak hanya sebatas kolaborasi, tapi upaya JNE untuk membantu kedua belah pihak, yaitu masyarakat dan mitra warung makan. Sekaligus menjadi cara yang unik untuk merayakan HUT DKI Jakarta yang juga telah melibatkan JNE selama memerangi dampak COVID-19,” kata M. Feriadi, Presiden Direktur JNE.

Dari data internal Wahyoo, setidaknya 50% mitra warung makan mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi COVID-19. Penyebabnya adalah lokasi warung yang berada di kawasan perkantoran yang sempat tidak aktif atau menerapkan sistem work from home sejak bulan Maret 2020.

“Harapannya tentu aksi serupa tidak hanya berhenti di sini. Tidak hanya Wahyoo dan JNE, tapi juga pihak lain yang bisa kembali menghidupkan roda bisnis UKM, terlebih warung makan sehingga kondisi perekonomian dapat normal kembali mulai dari bawah,” tutup Peter.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related