PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil memangkas utang sebesar Rp 14,7 triliun sepanjang tahun 2024 melalui restrukturisasi. Aksi korporasi tersebut telah mencapai kesepakatan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan menjadi (KMKP) 2021 dengan 22 kreditur perbankan sehingga total utang menjadi Rp 69,3 triliun.
Ermy Puspa Yunita, Corporate Secretary Waskita Karya menjelaskan, tahun 2024 menjadi tahun penting dalam upaya pemulihan kinerja perusahaan, baik dari sisi keuangan maupun operasional. Agenda restrukturisasi jadi perhatian untuk mengembalikan kestabilan bisnis.
BACA JUGA: Waskita Beton Keluarkan Rp 2,02 Triliun untuk Bayar Supplier dan Vendor
“Skema restrukturisasi tersebut telah efektif sejak 17 Oktober 2024. Berkat restrukturisasi yang dijalankan, Perseroan menjadi lebih optimall dalam menata keuangannya,” ujar Ermy melalui keterangan resmi, dikutip Minggu (4/5/2025).
Restrukturisasi yang dilakukan pada Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp 3,35 triliun juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga seri obligasi. Perseroan, kata Ermy, berhasil mendapatkan persetujuan restrukturisasi tersebut melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
BACA JUGA: Waskita Karya Selesaikan 88 PSN dalam 10 Tahun
“Dalam konteks restukturisasi operasional, perusahaan menitikberatkan pada pemulihan kegiatan operasional inti dengan fokus menjadi kontraktor murni. Strategi ini mengedepankan pengerjaan sejumlah proyek dengan skema pembayaran bulanan dan menghindari turnkey, guna menjaga stabilitas modal kerja,” katanya.
Ermy menegaskan, manajemen juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan tata kelola perseroan. Hal ini menjadi salah satu fokus utama demi mencapai bisnis perusahaan yang prudent dan sustain. Kinerja Waskita induk atau secara standalone pun mencatatkan keuntungan dengan laba berjalan sebesar Rp 4,8 triliun.
Laba itu disebabkan adanya peningkatan pendapatan lain-lain yang berasal dari pengakuan gain atas modifikasi utang dan adanya perbaikan rasio Beban Pokok Pendapatan/Pendapatan Usaha yang menghasilkan peningkatan margin laba kotor dari 0,6% pada 2023 menjadi 5,7% pada 2024.
Secara konsolidasi, Waskita juga berhasil meningkatkan EBITDA hingga 347% dari negatif Rp 0,4 triliun menjadi positif Rp 0,9 triliun. Peningkatan itu dikarenakan kinerja operasional, efisiensi atas beban usaha, dan kontribusi pendapatan lain-lain atas divestasi sebagian kepemilikan saham di ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Kemudian, beban keuangan perseroan turun sebesar 1,8% dari Rp 4,4 triliun menjadi Rp 4,3 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan suku bunga pinjaman sejalan dengan restrukturisasi yang telah efektif dan divestasi ruas Tol Bocimi.
“Pada tahun lalu, perseroan berkontribusi terhadap negara terkait pembayaran pajak sebesar Rp 1,8 triliun secara konsolidasi,” kata Ermy.
Adapun total Nilai Kontrak Baru (NKB) yang didapat perseroan menembus Rp 9,55 triliun sepanjang 2024. Lalu realisasi pendapatan usaha secara konsolidasi mencapai Rp 10,7 triliun atau 101% dari target Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Berikutnya, total realisasi dana Tanggung Jawab dan Sosial Lingkungan (TJSL) Waskita Karya sebesar Rp 4,4 miliar pada 2024. Sebanyak Rp2,9 miliar di antaranya merupakan realisasi TJSL PUMK, dengan 94 mitra binaan.
Sedangkan sisanya sebesar Rp 1,5 miliar merupakan realisasi TJSL Non-PUMK yang mencakup 10 program. Di antaranya penanaman ratusan pohon buah, membantu ratusan korban bencana alam, pembagian ribuan paket sembako, memberikan pelatihan ke ratusan UKM, mengadakan mudik gratis bagi ratusan pegawai.
Selain itu, pengadaan sarana dan prasarana air bersih dan pengelolaan sampah, penyaluran beasiswa kepada puluhan siswa, serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik Ruang Kelas Baru (RKB) maupun komputer.
“Kegiatan TJSL Waskita Karya terbagi ke dalam empat pilar yaitu pilar sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola. Sepanjang tahun lalu, anggaran TJSL Waskita banyak disalurkan ke pilar ekonomi hingga Rp 3,16 miliar. Ke depannya Perseroan berkomitmen akan terus melakukan peran tanggung jawab sosial perusahaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat di Tanah Air,” tutur Ermy.