Waspada! Ini Kelemahan Kulit Orang Asia

marketeers article

Dengan terkoneksinya dunia saat ini, dunia keilmuan khususnya dunia kesehatan semakin berkembang. Tidak terkecuali, keilmuan mengenai perawatan bekas luka operasi untuk pasien Asia.

Menurut hasil penelitian kedokteran, ada perbedaan struktur kulit orang Asia dengan masyarakat dari belahan dunia lain, seperti Amerika atau Afrika. Apa yang Anda rasakan yang menjadi perbedaan karakter kulit kita sebagai orang Asia?

“Kulit orang Asia termasuk, Tiongkok, Melayu, Mongolia dan India, memiliki lapisan dermis yang lebih tebal dan melanin yang lebih banyak, sehingga apabila terjadi luka lebih sulit sembuh dan mudah membekas,” ujar Irena Sakura Rini, Dokter Spesialis Bedah Plastik Omni-Hospitals.

Menurut paparan Irena atau yang akrab dipanggil Ira, masyarakat perlu diedukasi mengenai permasalahan luka pada kulit. Berdasarkan penelitian, kulit bangsa Asia memerlukan perawatan berbeda untuk bekas luka. Kulit orang-orang Asia memiliki kecenderungan pembentukan bekas luka dan hyper-pigmentation, oleh karenanya pencegahan timbulnya bekas luka sangatlah penting.

Ira menambahkan, pendekatan yang berbeda tersebut bergantung pula pada jenis bekas luka yang dialami. Misal, Hypertrophic scars, yaitu jaringan parut yang menebal tetapi tidak melebar dan akan menghilang dengan dilakukan operasi, pressure therapy, terapi berbasis silikon, corticosteroid injections, laser, dan radiotheraphy.

“Sering muncul salah persepsi di masyarakat mengenai jenis bekas luka ini. Mereka sering menganggapnya sebagai keloid, padahal berbeda,” ujar Ira.

Sementara, untuk jenis bekas luka keloid, pertumbuhan jaringan parut melebihi luka asli dan tidak bisa hilang dengan sendirinya. Keloid cenderung akan menetap minimal enam bulan dan akan bertambah aneh bentuknya serta menyebabkan rasa gatal. Pada pasien yang terkena keloid, dapat dilakukan perawatan dengan cara corticosteroid injections, cryotheraphy, radiotheraphy dan operasi.

“Pemberian suntik kortikosteroid, pada penderita keloid harus dilakukan oleh dokter ahli, bukan perawat atau di dalam klinik kecantikan yang tidak memiliki dokter ahli,” tutup Konsultan Bedah plastik yang pernah berkarir di RS Kanker Dharmais Jakarta itu.

Editor: Sigit Kurniawan 

Related