Whale, perusahaan teknologi artificial intelligence (AI) asal Singapura, mengumumkan pendanaan lebih dari US$ 60 juta dari dua putaran investasi berturut-turut, yaitu Series C1 dan C2. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat ekspansi global dan memperluas penerapan solusi AI milik mereka ke sektor-sektor baru seperti otomotif, ritel, dan keuangan.
Dalam pengumuman pendanaan Series C2 yang dirilis pada Mei 2025, Whale menggandeng sejumlah investor strategis baru seperti BOSCH Ventures, MTR Lab, Singtel Innov8, MDI Ventures, dan Gentree Fund. Kolaborasi ini tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga membuka peluang kerja sama lintas industri yang mendukung ekspansi bisnis Whale di Asia Tenggara dan pasar internasional lainnya.
BACA JUGA: Harga Kripto 19 Mei: SUI, Ethereum, Dogecoin, dan XRP Menunjukkan Pergerakan Positif
“Investasi ini merupakan langkah penting dalam membangun infrastruktur AI yang lebih canggih dan dapat diandalkan untuk perusahaan-perusahaan global yang berorientasi masa depan,” kata Jerry Ye, Founder & CEO Whale, dalam siaran pers kepada Marketeers, Selasa (20/5/2025).
Selain itu, para investor juga membawa akses terhadap ekosistem teknologi, mobilitas, dan jaringan konektivitas yang dapat memperkuat posisi Whale dalam menjangkau sektor-sektor yang membutuhkan solusi digital berskala besar.
Whale dikenal mengembangkan berbagai produk AI-native yang dirancang untuk mendukung proses otomatisasi, analisis suara, manajemen konten, dan pemrosesan data bisnis. Produk-produk seperti SpaceSight, Echo, Harbor, dan Alivia membantu perusahaan memahami perilaku konsumen, meningkatkan efisiensi operasional, serta mempercepat pengambilan keputusan berbasis data.
Sejak 2023, Whale telah menjalin kemitraan dengan beberapa grup ritel fashion besar di Indonesia. Kerja sama ini berfokus pada pemanfaatan teknologi visual intelligence dan peningkatan interaksi pelanggan melalui kanal fisik maupun digital.
Percepatan transformasi digital di sektor ritel, ditambah dengan nilai pasar yang diproyeksikan mencapai US$ 243 miliar pada 2026, menjadi pendorong utama Whale untuk memperluas use case lokal di Indonesia.
Selain ritel, Whale juga mulai merambah sektor perbankan dan jasa keuangan di Indonesia. Perusahaan mengembangkan solusi voice intelligence dan AI agent yang mendukung kepatuhan regulasi serta meningkatkan pengalaman pelanggan di sektor ini.
Kedua sektor ini dinilai memiliki kesamaan dalam pengelolaan layanan berbasis lokasi dan fokus pada kepuasan pelanggan, sehingga memungkinkan pendekatan teknologi yang serupa diterapkan secara lintas industri.
Donald Wihardja, CEO MDI Ventures, menyampaikan bahwa adopsi AI di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.
“Whale memiliki potensi untuk mendorong transformasi digital yang lebih luas melalui kolaborasi dengan pelaku industri lokal dan ekosistem teknologi nasional,” ujarnya.
BACA JUGA: Transaksi Kripto Melonjak Tajam, Aset Kripto Diprediksi Moncer Pada 2025
Ke depan, Whale berencana memperkuat kehadirannya di pasar utama seperti Asia Tenggara, Amerika Utara, dan Eropa. Langkah ini akan didukung oleh pengembangan teknologi AI yang lebih maju serta perekrutan talenta global di bidang riset dan rekayasa perangkat lunak.
Fokus Whale bukan hanya pada peningkatan performa produk, tetapi juga pada integrasi yang mulus dengan sistem enterprise serta investasi jangka panjang dalam riset AI generatif dan infrastruktur data.
Pendekatan ini mencerminkan komitmen Whale untuk menghadirkan solusi AI yang tidak sekadar otomatis, tetapi juga mampu belajar dan beradaptasi mengikuti dinamika bisnis penggunanya.
Editor: Dyandramitha Alessandrina