WIKA: Jemput Bola itu Penting!

marketeers article
Industri pembangunan infrastruktur yang dijalani WIKA Beton memang harus proaktif, khususnya di tengah situasi industri yang sedang melemah. Sebagai perusahaan yang menjalankan business-to-business (B2B), WIKA harus menjembut bola agar tetap sukses menjalankan bisnisnya.
 
“Meskipun bisnis kami B2B, biasanya hubungan dengan konsumen terjalin secara personal melalui satu orang yang memegang proyek tersebut. Sebab itu, take over tugas harus dilakukan dengan baik atau kami akan kehilangan pelanggan,” jelas Presiden Direktur WIKA Beton Wilfred I.A Singkali kepada Marketeers.
 
Wilfred menyebutkan upaya ini berujung pada repeat order hingga advokasi dari konsumen tersebut. Hasilnya, dari pelanggan yang telah melakukan pembelian ulang mencapai 35% dari total penjualan. Meski awalnya mereka melihat harga WIKA Beton lebih mahal karena produknya premium, namun lama-kelamaan konsumen menyadari lebih baik mengorbankan sedikit biaya untuk menjaga kualitas.
 
Lalu bagaimana kunci WIKA Beton menjaga pertumbuhan? Kunci pertumbuhan sejauh ini adalah strategi “jemput bola”. Hal pertama yang diperhatikan WIKA Beton adalah titik-titik di mana perusahaan bisa memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan. Saat ini, WIKA Beton mengandalkan kantor pemasaran di enam lokasi, yakni Medan, Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Selain itu, mereka juga memiliki beberapa kantor perwakilan di Balikpapan, Pekanbaru, dan menyusul di Manado serta Jayapura. 
 
“Dalam pelayanan, kami selalu mencoba untuk meyakinkan konsumen bahwa kami telah berpengalaman dan mengetahui betul apa yang terbaik untuk mereka. Bahkan, bisa dikatakan kami lebih mengetahui kebutuhan konsumen dibanding konsumen itu,” tutur Wilfred.
 
WIKA Beton sering memberikan berbagai masukan yang berujung pada kepercayaan serta kepuasan konsumen. Solusi yang diberikan biasanya akan disampaikan sejak awal. Solusi tersebut merupakan hasil dari riset yang tim WIKA Beton lakukan sebelumnya pada proyek tersebut. Hal tersebut yang membuat WIKA Beton mampu menjaga pertumbuhannya sepanjang tahun 2014.
 
“Sepanjang tahun lalu, penjualan kami tumbuh 24% dibanding tahun 2013. Secara nominal, penjualan kami mencapai Rp 3,277 triliun pada tahun 2014. Sementara pada tahun 2013 hanya Rp 2,644 triliun,” pungkasnya.

Related