Wisata Kopi Berpotensi Jadi Trademark Wisata Nasional

marketeers article
52981280 traditional method of coffee roasting on a civet coffee farm in indonesia. coffee is produced from beans that have been eaten and defecated by civets. also known as kopi luwak, this type of coffee is famous for its non-acidic, smooth taste and is one of t

Banyak potensi alam di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak pariwisata nasional. Salah satunya adalah kopi. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, wisata tematik kopi bisa menjadi trademark wisata nasional. Hal ini disampaikan Sandiaga pada webinar bertajuk Inovasi Produk Pariwisata, Senin (28/6/2021).

“Wisata tematik ini salah satu cara pengemasan produk pariwisata yang erat dengan unsur budaya maupun alam. Di masa pandemi ini, hal ini semakin relevan karena wisatawan mencari aktivitas wisata yang otentik, di alam terbuka, tidak massal, dan lebih bermakna,” ujar Sandiaga seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenparekraf.

Menurut Sandiaga, wisatawan tidak hanya menikmati kopi segar dari tempat asalnya, namun juga menikmati suasana pegunungan, perkebunan kopi, aktivitas panen, pengolahan biji kopi, hingga belajar budaya dan sejarah setempat.

Indonesia memiliki sumber daya wisata kopi yang kaya, namun hingga saat ini, Indonesia belum memiliki jalur wisata kopi yang komprehensif secara nasional. Oleh sebab itu, Kemenparekraf mencoba menginisiasi pembuatan Indonesia Coffee Trail sebagai salah satu trademark wisata nasional.

“Jalur ini merupakan program jangka panjang yang desainnya kami harapkan dapat terealisasi maksimal sepuluh tahun. Pada 2020, kami memulai langkah awal dengan menyusun jalur wisata ini yang salah satu titiknya adalah Bali dan khususnya mengambil beberapa point of interest ke perkebunan kopi di Kintamani,” katanya.

Sandiaga berharap Indonesia Coffee Trail nantinya akan mencakup wilayah dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote. “Kami harap ini dapat bersaing dengan skema Wine Trail yang terlebih dahulu eksis, seperti yang ada di Prancis dan Selandia Baru,” pungkas Sandiaga.

Related