Bukan Work-Life Balance, Work-life Harmony jadi Pendekatan Baru untuk Hidup Seimbang

Selama bertahun-tahun, banyak orang yang berusaha mengejar work-life balance sebagai kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Namun, kenyataannya, konsep ini sudah tidak lagi relevan di era modern nan penuh tuntutan kerja yang fleksibel dan teknologi yang membuat selalu terhubung.
Alih-alih mengejar work-life balance, kini ada pendekatan baru yang lebih relevan, yaitu work-life harmony alias harmoni antara kerja dan kehidupan. Pendekatan ini diperkenalkan Kristel Bauer dalam Work-Life Tango: Finding Happiness, Harmony and Peak Performance Wherever You Work.
Work-life harmony menekankan akan pentingnya kesadaran diri, hubungan yang sehat dengan diri sendiri, dan pengelolaan waktu yang lebih bijak. Melansir Entrepreneur, berikut tiga hal dari buku tersebut yang bisa membantu Anda mencapainya:
BACA JUGA: Mengenal Rust-Out, Bosan karena Kurangnya Stimulasi di Tempat Kerja
Bangun Kesadaran Diri
Anda mungkin masih menjalani hari secara otomatis tanpa menyadari pola-pola yang sebenarnya merugikan. Misalnya, langsung membuka ponsel saat bangun tidur, yang sejatinya bisa memicu rasa stres sebelum hari dimulai.
Dengan meningkatkan kesadaran diri, Anda dapat mengenali kebiasaan semacam ini sekaligus menggantinya dengan rutinitas pagi yang lebih menenangkan, mulai dari meditasi, peregangan, hingga menetapkan niat harian.
Kesadaran akan apa yang membuat diri sendiri lelah atau tertekan memberi Anda ruang untuk mengambil keputusan baru yang lebih sehat dan selaras dengan tujuan hidup.
BACA JUGA: 5 Kesalahan Kepemimpinan yang Bisa Menghambat Kesuksesan Tim
Perbaiki Hubungan dengan Diri Sendiri
Harmoni hidup tidak akan tercapai jika diri sendiri merasa kosong atau terabaikan. Karena itulah, coba kenali aktivitas yang membuat Anda bahagia dan berenergi, lalu jadikan aktivitas tersebut sebagai prioritas.
Hindari Aktivitas yang Menguras Waktu
Banyak hal kecil yang dapat menggerus energi, mulai dari notifikasi ponsel yang terus muncul, kebiasaan multitasking, hingga sungkan menolak permintaan orang lain. Untuk mengatasinya, kenali dan buatlah batasan untuk aktivitas yang menguras waktu.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz