Yadea Dorong Kerja Sama Industri Hijau China-Indonesia Lewat EV

marketeers article
75 tahun hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Indonesia. (Dok. Yadea)

Yadea mendorong kerja sama strategis sektor kendaraan listrik dalam pertemuan bisnis China-Indonesia bersama Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Li Qiang. Langkah ini menunjukkan komitmen Yadea terhadap transisi energi hijau dan modernisasi industri berbasis teknologi ramah lingkungan.

Pertemuan ini digelar dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia. Kedua negara sepakat memperkuat kerja sama ekonomi melalui koridor ekonomi hijau sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA: Perluas Jangkauan, Yadea Rilis Warna Baru dan Program Kredit

“Sebagai perusahaan kendaraan listrik China terkemuka di dunia, Yadea menganut konsep pembangunan hijau dan berkontribusi terhadap siklus rendah karbon. Hingga saat ini, telah mengurangi emisi karbon lebih dari 63,5 miliar kilogram, yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia sangat mementingkan pengembangan industri kendaraan roda dua listrik,” ujar Dong Jinggui, Chairman Yadea Technology Group dalam siaran pers kepada Marketeers, Selasa (27/5/2025).

Yadea hadir dalam pertemuan tersebut bersama perwakilan perusahaan besar lain, seperti CITIC Group, SAIC, Huawei, dan China Huadian. Hadirnya Yadea mencerminkan ketertarikan perusahaan asal Negeri Tirai Bambu dalam memperluas kolaborasi industri kendaraan listrik di Indonesia.

Sebagai produsen kendaraan roda dua listrik global, Yadea memiliki pengalaman manufaktur cerdas yang siap diterapkan dalam pasar Indonesia. Yadea ingin memanfaatkan potensi lokal untuk memperkuat rantai pasok dan transfer teknologi di sektor otomotif.

Perusahaan juga menekankan pentingnya peningkatan research and development (R&D) di Indonesia. Dengan pendekatan ini, Yadea berharap menciptakan nilai tambah dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok kendaraan listrik global.

Pada tahun 2024, Yadea mengalokasikan dana R&D sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun. Nilai ini lebih besar dibanding gabungan total investasi dari sembilan pesaing utamanya dalam industri kendaraan roda dua listrik.

Saat ini Yadea telah memiliki 10 basis produksi dan pengembangan di beberapa negara, termasuk Indonesia dan Vietnam. Fasilitas ini memperkuat upaya ekspansi global sekaligus mendekatkan teknologi ke konsumen di pasar berkembang.

Yadea aktif dalam pengembangan standar teknis internasional kendaraan listrik roda dua. Partisipasi ini bertujuan untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan kompatibilitas produk dengan regulasi di berbagai negara.

“Yadea ingin memberikan pengalaman perjalanan yang luar biasa kepada pengguna dan menjadi pemain utama untuk mendorong transisi energi hijau di Indonesia,” lanjut Dong Jinggui.

Kolaborasi Tiongkok dan Indonesia di sektor kendaraan listrik dipandang strategis oleh kedua pemerintah. Yadea melihat peluang besar untuk mendukung agenda keberlanjutan Indonesia lewat teknologi mobilitas bersih.

BACA JUGA: Yadea Kampanyekan Green E-mobility Fund di Jakarta Lebaran Fair

Partisipasi Yadea dalam kerja sama industri juga menciptakan peluang lapangan kerja baru di Indonesia. Selain itu, kehadiran basis produksi lokal akan mempercepat alih teknologi dan kompetensi tenaga kerja.

“Yadea secara aktif membantu pengembangan dan peningkatan industri energi baru di Indonesia, dan berkontribusi dalam memperdalam kerja sama tingkat tinggi antara Tiongkok dan Indonesia,” tutur Dong Jinggui.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS