Yogyakarta diprediksi menjadi salah satu destinasi wisata favorit selama libur Lebaran 2025, dengan jumlah wisatawan diperkirakan mencapai 1 juta. Angka ini mengalami kenaikan sekitar 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pada Lebaran 2025, Yogyakarta diduga tetap menjadi tujuan favorit pemudik. Terlebih dengan kemudahan akses yang dapat dijangkau dari berbagai wilayah untuk berwisata,” ujar Destha Titi Raharjana, peneliti dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), dikutip dari ugm.ac.id, Rabu (19/3/2025).
Destha menilai lonjakan wisatawan selama libur Lebaran 2025 tak terlepas dari pengaruh arus mudik. Menurutnya, arus mudik dapat membawa dampak ekonomi signifikan, terutama dalam perputaran uang di sektor wisata.
Selain itu, ia menyebut media sosial turut berpengaruh dalam meningkatkan minat wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. Banyaknya foto serta video destinasi wisata yang viral membuat wisatawan penasaran dan ingin merasakan langsung pengalaman berlibur di kota ini.
BACA JUGA: 5 Tips Merawat Kendaraan sebelum Digunakan untuk Mudik Lebaran
“Di lokasi, wisatawan bisa berkuliner walaupun sekedar berfoto, semua itu tak lain akibat dari pengaruh media sosial. Seiring dengan viralnya sebuah destinasi ataupun lokasi kuliner tentu mendorong kuat wisatawan luar Jogja untuk ingin mencicipi dan menikmati,” ujarnya.
Ia memperkirakan destinasi populer, seperti Pantai Gunungkidul, Goa Pindul, Kali Suci, dan Gunung Api Purba Nglanggeran, akan ramai pengunjung. Selain itu, wilayah Bantul dengan Pantai Parangtritis serta kawasan Mangunan juga diprediksi dipadati wisatawan.
Tak hanya wisata alam, kawasan Menoreh di Kulon Progo menawarkan pengalaman berbeda dengan beragam pilihan aktivitas dan kuliner khas desa wisata. Dengan banyaknya destinasi yang unik dan beragam, wisatawan memiliki banyak pilihan untuk menikmati libur Lebaran sesuai dengan preferensi mereka.
Tantangan Cuaca Ekstrem
Namun, libur Lebaran kali ini berpotensi dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem. Menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) DIY, cuaca buruk seperti hujan lebat, petir, dan angin kencang masih mungkin terjadi hingga awal April 2025.
BACA JUGA: 5 Tips Traveling saat Puasa di Bulan Ramadan agar Tetap Bugar
Oleh karena itu, Destha menekankan pentingnya rencana darurat (contingency plan) yang harus disiapkan pemerintah dan pengelola wisata. Koordinasi dengan pihak keamanan dan layanan kesehatan juga perlu diperkuat agar jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, wisatawan bisa segera mendapatkan bantuan.
Sementara itu, bagi pengunjung, Destha menyarankan untuk memantau Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana (SIMANTAB). Aplikasi ini dapat memberikan informasi bencana dan peringatan dini.
“Aplikasi ini digagas dalam rangka mengantisipasi dampak banjir yang mengancam bantaran sungai, khususnya wisata berbasis sungai. Sehingga, langkah antisipatif pengamanan area bantaran sungai dapat diambil sebelum terjadi dampak merugikan,” ucap Destha.
Editor: Ranto Rajagukguk