Yura Yunita kembali membuktikan kepiawaiannya dalam menghadirkan konser penuh makna. Melalui Konser Bingah yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (2/2/2025), ia sukses memadukan musik dengan unsur budaya Indonesia dalam sebuah pertunjukan spektakuler.
Lebih dari sekadar konser, Bingah adalah perayaan musik yang berpadu dengan kekayaan budaya Nusantara. Elemen budaya sudah terasa sejak gerbang utama, yang mana dekorasi dan suasana khas Indonesia menyambut ribuan penonton yang hadir.
“Ide liar Yura dan Donne sejalan dengan komitmen Kantara Creative untuk menginterpretasikan karya musik menjadi visual dan pengalaman tak terlupakan bagi setiap penonton yang datang,” ujar Roan Y. Anprira, Creative Director Kantara Creative & Executive Producer Konser Bingah, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (3/2/2025).
BACA JUGA: 5 Tips Menciptakan Kamar Minimalis agar Tidur Lebih Berkualitas
Konser yang berlangsung selama 2,5 jam ini dibuka dengan nuansa magis. Di atas panggung, Yura Yunita menghadirkan pertunjukan yang menggabungkan musik, tarian, dan seni tradisional dengan sentuhan modern.
Sambutan pembuka dalam bahasa Sunda menggema di arena, membawa penonton masuk ke dalam atmosfer yang lebih intim. Yura pun tampil dengan cara yang unik—alih-alih langsung muncul di panggung, ia terbang melintasi arena dengan elegan.
Setiap Babak Sarat Makna
Konser Bingah dibagi menjadi empat babak, yang mana masing-masing mengangkat tema yang berkaitan dengan perjalanan hidup dan seni. Pada babak pertama, Bubuka, Yura membawakan lagu-lagu yang menggambarkan kebahagiaan dan energi positif, seperti Tenang dan Harus Bahagia.
Pada babak kedua, Salih Asah, suasana makin syahdu dengan tema pencarian cinta. Yura berduet dengan Sal Priadi dalam Pekat, sementara lagu Bercinta Lewat Kata menjadi simbol perjalanan cintanya bersama Donne Maula.
Nuansa budaya kian terasa dalam babak Silih Asih, yang mana Yura memberikan penghormatan terhadap tanah kelahirannya, Bandung. Lagu Bandung dibawakan dengan penuh kemeriahan, diiringi pertunjukan seni tradisional, seperti Jaipong, Sisingaan, Badawang, dan Buta Kararas.
Kehadiran Ruth Sahanaya yang menyanyikan Keliru sebagai kejutan untuk ibunda Yura, serta duet manis dengan Gempi, juga makin menambah warna dalam konser ini. Pada babak terakhir, Silih Asuh, Yura pun memperkenalkan lagu barunya, Tanda, yang disebut sangat personal.
BACA JUGA: Karakter Ingenium Siap Comeback dalam My Hero Academia: Vigilantes
Selain itu, Tutur Batin juga dibawakan bersama enam musisi perempuan Indonesia, termasuk Salma Salsabil, Fanny Soegi, dan Feby Putri, sebagai bentuk dukungan terhadap kesetaraan perempuan.
Konser Bingah bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang keberagaman dan inklusivitas. Yura memberikan panggung bagi penyanyi disabilitas dalam lagu Merakit, menghadirkan pesan bahwa musik adalah milik semua orang.
Sebagai penutup, Dunia Tipu-Tipu menjadi lagu terakhir yang membungkus seluruh emosi yang telah terbangun sejak awal.
“Konser ini bukan hanya tentang aku, tapi tentang kita semua. Aku berharap Bingah bisa menjadi doa baik untuk perjalanan musikku ke depan,” tutur Yura.
Editor: Ranto Rajagukguk