Zurich Syariah Fokus Garap Wilayah Gayo untuk Asuransi Parametrik

marketeers article
Zurich Syariah memperkenalkan asuransi parametrik untuk petani kopi. | Foto: Clara Ermaningtiastuti (Marketeers)

Zurich Syariah telah resmi meluncurkan asuransi perlindungan cuaca khusus para petani kopi yang disebut Asuransi Parametrik Indeks Cuaca Syariah. Sebagai langkah awal, perusahaan telah menjangkau lebih dari 1.500 petani kopi di Aceh.

Aceh dipilih sebagai wilayah pertama untuk memperkenalkan produk ini karena potensi yang ada melimpah. Kopi Gayo sudah dikenal banyak orang bahkan mendunia.

Auralusia Rimadiana, Chief Sales and Distribution Officer Zurich Syariah menuturkan statistik menunjukkan produksi kopi di Aceh sangat besar bahkan hingga mencapai lebih dari 70.000 ton.

“Kami melihat setidaknya perkebunan kopi di Aceh ini mencapai sekitar 120.000 hektare. Sebab itu, kami melihat lokasi ini sebagai pilihan tepat untuk menjadi tempat utama memperkenalkan produk asuransi parametrik terbaru kami,” kata perempuan yang akrab disapa Ima tersebut dalam acara peluncuran produk asuransi parametrik syariah, Selasa (04/10/2022).

Ima menuturkan selain kopi Gayo yang memang sudah terkenal. Aceh juga diketahui menjalankan aturan syariah. Jadi, wilayah ini dirasa cocok dengan produk yang mengusung model syariah.

Kendati demikian, Zurich Syariah tidak menutup kemungkinan perkembangan produk asuransi parametrik ini menjangkau wilayah lainnya di Indonesia. Selain itu, ada potensi juga untuk diperluas kepada para petani komoditas lain seperti sayur.

“Saat ini di Gayo masih banyak yang harus kami lakukan. Masih banyak juga petani yang belum mendapatkan proteksi dari asuransi. Tahun ini, kami akan fokus ke petani kopi. Tapi, bersamaan dengan itu kami juga terus berdiskusi bersama industri lainnya,” ujar Ima.

Zurich Syariah membuka pintu kolaborasi dengan berbagai pihak karena, mereka memahami bahwa untuk mengembangkan hal ini butuh dukungan dari banyak pihak. Terlebih lagi mereka yang memiliki kepentingan serta kebutuhan di bidang pertanian ini.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related