Tahun Baru Imlek 2025 menandai dimulainya Tahun Ular Kayu, yang dalam astrologi Tionghoa, melambangkan kebijaksanaan, transformasi, dan stabilitas. Dalam konteks keuangan, stabilitas tentu menjadi harapan setiap orang agar terhindar dari kekhawatiran terhadap pengeluaran tak terduga. Momen ini pun menjadi momen tepat untuk mengevaluasi ketahanan finansial demi stabilitas dan keamanan keuangan.
Windy Riswantyo, Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life, menjelaskan bahwa Tahun Ular Kayu merupakan waktu yang ideal untuk merencanakan keuangan dengan matang serta mengambil keputusan berdasarkan analisis yang mendalam.
“Kami mengajak kalian untuk memiliki perencanaan keuangan jangka panjang karena berbagai risiko kehidupan bisa berdampak pada stabilitas finansial keluarga,” ujar Windy Riswantyo dalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (30/1/2025).
BACA JUGA: 5 Tips Mengelola Utang untuk Raih Finansial yang Lebih Baik
Agar kondisi finansial tetap kuat menghadapi tantangan di masa depan, berikut tiga langkah yang bisa diterapkan:
Pahami dan Analisis Potensi Kerugian
Langkah pertama dalam membangun ketahanan finansial adalah mengidentifikasi potensi risiko yang dapat mengganggu stabilitas keuangan.
Misalnya, tanpa dana pensiun dan asuransi kesehatan yang memadai, anak bisa menjadi generasi sandwich yang menanggung beban finansial orang tua di masa depan.
Selain itu, kurangnya perencanaan dalam mengelola pengeluaran bulanan, utang, serta sumber pendapatan juga bisa menjadi ancaman. Setelah memahami risiko ini, kalian dapat menyusun strategi mitigasi, seperti menyiapkan dana darurat dan proteksi keuangan untuk menghadapi kemungkinan kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendadak.
Identifikasi dan Kalkulasi Kebutuhan Hidup
Langkah berikutnya adalah menghitung jumlah aset yang dimiliki, seperti tabungan, investasi, dan properti, serta mengkalkulasikan kebutuhan hidup, termasuk biaya kesehatan, pendidikan anak, dan pengeluaran sehari-hari.
Untuk menjaga ketahanan finansial, metode 50/30/20 bisa diterapkan.
Artinya, 50% dari anggaran dialokasikan untuk kebutuhan pokok, seperti tempat tinggal, makan, transportasi, dan asuransi (disarankan alokasi asuransi tidak lebih dari 10% penghasilan).
Lalu, 30% untuk keinginan, seperti belanja dan hiburan. Jika memiliki utang, pastikan jumlahnya tidak melebihi 30% dari penghasilan.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Buku untuk Mencapai Kebebasan Finansial
Terakhir, 20% untuk tabungan, dana darurat, dan kontribusi sosial, termasuk zakat 2,5%. Disarankan minimal 10% dialokasikan untuk tabungan dan investasi agar keuangan tetap aman di masa depan.
Menerapkan Financial Zen dan Menikmati Proses Hidup
Untuk mencapai ketahanan finansial yang optimal, penting untuk mengelola arus kas dengan bijak.
Sayangnya, masih banyak orang yang kurang memperhatikan cashflow mereka. Selain itu, memiliki dana darurat yang cukup dapat menjadi penopang keuangan saat menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan mendesak lainnya.
Memilih asuransi jiwa yang sesuai serta berinvestasi sesuai profil risiko juga menjadi langkah strategis dalam menjaga kestabilan finansial. Dengan penerapan strategi yang tepat, seiring waktu akan terjadi peningkatan pendapatan serta kemampuan mitigasi risiko yang lebih baik, sehingga kalian dapat menghadapi tantangan finansial dengan lebih percaya diri.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kalian bisa membangun ketahanan finansial sejak awal. Perencanaan keuangan yang matang bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu memutus rantai beban finansial bagi generasi berikutnya.
Editor: Eric Iskandarsjah Z