3 Tipe Calon Mertua yang Perlu Dipertimbangkan Lagi sebelum Menikah

marketeers article
Ilustrasi calon mertua (Foto: 123rf)

Menikah bukan hanya mempersatukan dua insan dalam satu atap, tetapi juga menghubungkan dua keluarga dengan latar berbeda. Karena itulah, sangat perlu untuk mengenal karakter calon mertua sebelum memutuskan untuk menghabiskan sisa hidup bersama pasangan.

Jika faktor itu diabaikan, tidak menutup kemungkinan rumah tangga akan terganggu di tengah jalan. Seperti halnya yang dialami seorang influencer, yang baru-baru ini bercerai karena sering merasa tersinggung dengan sikap mertua.

Berdasarkan putusan cerai yang termaktub dalam laman Mahkamah Agung yang tengah ramai diperbincangkan warganet, terlihat bahwa hubungan dengan mertua menjadi salah satu alasan perceraian sang influencer.

BACA JUGA: 5 Cara Mendukung Pasangan yang Alami Gangguan Mental

Agar hal serupa tidak terjadi pada Anda, maka sebaiknya kenali terlebih dahulu karakter calon mertua. Ada beberapa tipe orang tua pasangan, yang menurut psikolog, perlu dipertimbangkan kembali sebelum menikah, di antaranya sebagai berikut:

Terlalu Menuntut dalam Hal Kualifikasi

Salah satu tipe calon mertua yang perlu dipertimbangkan ialah mereka yang banyak menuntut calon pasangan anaknya, padahal sang anak sendiri tidak lebih baik dari yang dituntut. Hal ini dijelaskan Apter dalam Difficult Mothers: Understanding and Overcoming Their Power (2012).

Psikolog asal Inggris itu menilai kalau orang tua yang memiliki ekspektasi terlalu tinggi terhadap pasangan anaknya, cenderung akan menjalin hubungan yang kurang harmonis dengan anak dan pasangan mereka.

Banyak Menuntut Materi

Selain menuntut dari segi kualifikasi, orang tua yang suka menuntut anaknya untuk memenuhi kebutuhan mereka juga perlu dipertimbangkan kembali. Memang bukan hal yang salah untuk memberi uang pada orang tua, namun porsinya harus disesuaikan setelah menikah.

BACA JUGA: Karakter Serupa dengan Pasangan Bikin Hubungan Langgeng, Benarkah?

Psikolog asal AS, Barbara Greenberg, dalam laman resminya di drbarbaragreenberg.com menjelaskan bahwa keluarga yang terobsesi dengan materi biasanya sering memandang rendah pasangan anaknya yang tidak memiliki status sosial atau kekayaan yang sama.

Posesif dengan Anak

Mertua yang menganggap bahwa anak harus mengikuti kehendaknya juga perlu diwaspadai. Mereka cenderung memiliki sifat posesif, misalnya saja ingin sang anak tetap tinggal bersama mereka sekalipun sudah menikah. 

Psikolog asal Kanada, Cheryl Fraser, dalam laman resminya di drcherylfraser.com mengatakan bahwa mertua posesif dapat memicu ketidakseimbangan dalam hubungan dan memengaruhi kesehatan mental pasangan anaknya.

Itulah beberapa tipe calon mertua yang perlu dipertimbangkan kembali. Jika sudah mantap untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, bicarakanlah dengan pasangan untuk menemukan solusinya. 

Related

award
SPSAwArDS