54% Paten Milik L’Oréal Indonesia Datang dari Peneliti Perempuan

marketeers article
L’Oreal Indonesia merayakan Beauty that Moves: Women in Science sebagai bentuk komitmen dalam pemberdayaan perempuan. (Sumber: Dok. LOreal Indonesia)

L’Oreal Indonesia menggelar kampanye Beauty that Moves: Women in Science. Sains dan perempuan merupakan elemen penting dalam melahirkan inovasi di dalam L’Oreal Indonesia. Pasalnya, sebagian besar paten yang dilahirkan berasal dari peneliti perempuan.

Di sisi lain, kampanye ini dihadirkan dalam rangka pemberdayaan perempuan lewat program L’Oreal-UNESCO For Women in Science yang sudah berjalan selama 20 tahun terakhir.

Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oreal Indonesia Melanie Masriel menyampaikan sains dan perempuan merupakan dua hal yang sangat dekat bagi L’Oréal.

“Selama 115 tahun perjalanan L’Oréal di bidang inovasi, perkembangan dunia sains terus menjadi salah satu fokus utama kami,” ujar Melanie dalam sesi media gathering di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Secara global, Melanie menambahkan, L’Oréal memiliki lebih dari 4.000 peneliti yang berhasil menghasilkan 610 paten hanya pada tahun 2023. Hal yang menarik adalah lebih dari separuhnya atau 54% di antara hak paten tersebut dihasilkan oleh perempuan peneliti.

BACA JUGA L’Oreal Brandstorm 2024, Strategi L’Oreal Indonesia Tantang Para Inovator Muda

“Tidak terkecuali di Indonesia, kami terus mendukung kemajuan perempuan yang berkarya di bidang sains dan ilmu pengetahuan. Karena kami percaya akan kekuatan transformatif kecantikan yang menggerakkan dunia, dan Indonesia maju,” sambungnya.

Prof. Dr. Herawati Sudoyo Board of Jury Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science menjelaskan, program komitmen dari L’Oreal ini tidak hanya memberikan pendanaan penelitian, tetapi juga menyediakan wadah bagi perempuan peneliti untuk mengekspresikan kreativitas dan inovasi mereka.

“Program ini mendukung peneliti perempuan di bidang life sciences dan non-life sciences, memberikan akses ke berbagai sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan riset yang lebih efektif dan produktif. Dengan mengatasi hambatan finansial, program ini memungkinkan mereka mengejar proyek ambisius yang berpotensi signifikan dalam memberikan dampak besar pembangunan bangsa,” ungkap Prof. Dr. Herawati, dalam kesempatan yang sama.

BACA JUGA Lewat L’Oreal Hairducation, L’Oreal Cetak Generasi Penata Rambut Profesional

Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science pun diklaim berhasil mendukung perempuan peneliti untuk mengambil peran terhadap kemajuan bangsa.

Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2023, tingkat partisipasi perempuan peneliti di Indonesia mencapai 45%, angka ini lebih tinggi dari rata-rata partisipasi perempuan peneliti global yang mencapai 33%.

Program L’Oréal-UNESCO For Women in Sciences dirancang untuk menggerakkan komunitas perempuan peneliti dalam memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Pada hasil survei internal terbaru yang dilakukan oleh L’Oréal Indonesia terhadap alumni programL’Oréal-UNESCO For Women in Science, mayoritas alumni program sebanyak 67,5% menyatakan bahwa segregasi peran perempuan di ranah domestik dan publik menjadi tantangan utama yang seringkali dihadapi oleh perempuan peneliti.

Sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, L’Oréal-UNESCO For Women in Science hadir sebagai wadah kolektif yang memberikan ruang diskusi bagi perempuan dalam upaya aktualisasi diri di ranah publik.

Berdasarkan hasil survei yang sama, mayoritas alumni program L’Oréal-UNESCO For Women in Science 55% menyatakan bahwa, di antara faktor lainnya, networking menjadi faktor yang manfaatnya dirasa paling penting bagi perempuan peneliti.

Kondisi ini akan menimbulkan efek bola salju. Para alumnus program akan cenderung memberikan mentorship kepada perempuan peneliti lainnya di masa depan.

Hal ini terlihat jelas dalam data, bahwa selama 20 tahun terakhir, alumni program telah melibatkan 1.417 peneliti Indonesia yang terdiri dari 65% perempuan dalam proses penelitian yang pernah mereka lakukan. Selain itu, para alumnus juga telah membimbing lebih dari 1.441 peneliti muda dan melahirkan 2.511 publikasi ilmiah.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS