Tak dapat dimungkiri bahwa menjalani gaya hidup sehat adalah keputusan yang baik. Namun, terkadang kebiasaan yang dianggap sehat justru bisa berdampak buruk jika dilakukan secara berlebihan atau tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Melansir Eating Well, berikut delapan kebiasaan sehat yang sebaiknya diterapkan dengan bijak agar tidak memberikan efek negatif bagi kesehatan:
BACA JUGA: Belajar dari Apple Cider Vinegar, Bisakah Kanker Diobati dengan Metode Alternatif?
Menghindari Karbohidrat Sepenuhnya
Diet rendah karbohidrat, seperti keto, memang populer. Namun, menghilangkan karbohidrat sepenuhnya dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral.
Karbohidrat juga merupakan sumber energi utama bagi otak dan otot. Jika terlalu dibatasi, bisa menyebabkan kelelahan, gangguan konsentrasi, dan bahkan memicu pola makan tidak sehat.
Untuk itu, sebaiknya pilih sumber karbohidrat kompleks, seperti gandum utuh, kacang-kacangan, dan sayuran.
Berolahraga secara Berlebihan
Aktif bergerak memang baik untuk kesehatan, namun jika dilakukan secara berlebihan tanpa istirahat yang cukup, justru bisa meningkatkan risiko cedera dan stres berlebih pada tubuh. Olahraga berlebihan juga dapat meningkatkan kadar hormon kortisol.
Meningkatknya kadar hormon kartisor berpotensi juga akan memicu kenaikan berat badan dan kelelahan kronis. Untuk itu, pastikan tubuh mendapatkan waktu istirahat yang cukup di antara sesi latihan agar tetap bugar.
Menghindari Gluten Tanpa Alasan Medis
Banyak orang menganggap makanan bebas gluten lebih sehat. Padahal, bagi yang tidak memiliki intoleransi gluten atau penyakit celiac, menghindari gluten secara berlebihan bisa menyebabkan kekurangan serat.
Untuk itu, sebaiknya konsumsi makanan secara seimbang tanpa menghindari gluten jika tidak ada alasan medis yang jelas.
Berpuasa secara Berlebihan
Intermittent fasting banyak dipromosikan sebagai cara efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan. Namun, jika dilakukan secara ekstrem, seperti sering melewatkan sarapan atau terlalu membatasi waktu makan, justru bisa merugikan kesehatan.
Berpuasa secara berlebihan bisa menyebabkan penurunan energi, peningkatan rasa lapar yang berlebihan, dan pola makan yang tidak stabil. Jika ingin mencoba metode puasa, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi agar tetap sesuai dengan kebutuhan tubuh.
BACA JUGA: 5 Tips Mencegah Pink Tote Moment pada Anak yang Viral di TikTok
Pola Makan Vegan yang Terlalu Ketat
Diet berbasis nabati memiliki banyak manfaat. Namun, jika dilakukan tanpa perencanaan yang baik, hal ini bisa menyebabkan kekurangan nutrisi penting, seperti vitamin B12, zat besi, dan kalsium.
Selain itu, hanya mengandalkan makanan olahan vegan tanpa memperhatikan keseimbangan gizi dapat meningkatkan risiko konsumsi gula dan garam berlebihan. Lebih baik terapkan pola makan berbasis nabati yang fleksibel dengan tetap memastikan kecukupan nutrisi.
Minum Air dalam Jumlah Berlebihan
Minum air dalam jumlah cukup memang penting, tetapi terlalu banyak mengonsumsi air dalam waktu singkat bisa menyebabkan hiponatremia, yaitu kondisi ketika kadar natrium dalam tubuh terlalu rendah.
Ini dapat memicu gejala seperti mual, pusing, hingga gangguan fungsi otak. Sebaiknya, minum air sesuai kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan warna urine sebagai indikator hidrasi yang cukup.
Menghindari Sinar Matahari secara Total
Menghindari paparan sinar matahari demi melindungi kulit dari kerusakan memang langkah yang baik. Namun, terlalu jarang terpapar sinar matahari bisa menyebabkan kekurangan vitamin D, yang berperan penting dalam kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh.
Pastikan untuk tetap mendapatkan sinar matahari selama 10–30 menit beberapa kali sepekan sambil tetap menggunakan perlindungan kulit yang sesuai.
Tidur Terlalu Lama
Kurang tidur memang berbahaya, namun tidur yang terlalu lama juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan, seperti gangguan hormon atau depresi. Tidur lebih dari 9 jam secara terus-menerus dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan metabolik.
Cobalah menjaga pola tidur yang teratur dan berkualitas dengan durasi ideal sekitar 7–9 jam per malam.
Editor: Ranto Rajagukguk