ADB Beri Pinjaman Indonesia US$ 500 Juta untuk Pengembangan SDM

marketeers article
Asian Development Bank. Sumber gambar: 123rf.

Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai US$ 500 atau setara Rp 7,7 triliun (kurs Rp 15.592 per US$) kepada Indonesia. Rencananya dana tersebut digunakan untuk program peningkatan produktivitas melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Jiro Tominaga, Direktur ADB untuk Indonesia menuturkan program tersebut mendorong dipadukannya reformasi di bidang pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan perlindungan sosial yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Berbagai reformasi tersebut telah membantu memperkuat kebijakan pembiayaan dan pemantauan pelaksanaan SDGs, termasuk pendirian 11 pusat SDGs baru di Indonesia.

BACA JUGA: Cimory IPO, Asian Development Bank Pesan 19,4 Juta Lembar Saham

Pusat-pusat tersebut akan melokalkan SDGs lebih lanjut melalui penelitian dan pendidikan, penjangkauan, dan saran kebijakan. Pemerintah telah memberikan transfer fiskal berbasis kinerja kepada berbagai unit pemerintah daerah sebagai insentif bagi pencapaian SDGs.

“Program ini adalah komitmen ADB untuk meneruskan kerja sama erat jangka panjang dengan pemerintah guna membantu membangun sistem kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial yang tangguh dan responsif agar dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Membalikkan kemunduran pembangunan manusia dan produktivitas akibat pandemi COVID-19 adalah salah satu prioritas kami dalam membantu anggota negara berkembang,” kata Jiro melalui keterangannya, Kamis (16/11/2023).

BACA JUGA: Dukung Transisi Energi RI, ADB Setujui Pinjaman US$ 500 Juta

Menurutnya, untuk meningkatkan pencapaian pendidikan, peningkatan keterampilan, dan pelatihan ulang keterampilan, pemerintah menerapkan program pengembangan keterampilan yang responsif terhadap pasar bagi kaum muda dan dewasa yang menganggur. Hal ini termasuk JobStart dan Kartu Prakerja untuk program pengembangan keterampilan guna memberikan pelatihan yang responsif terhadap pasar kepada kaum muda dan dewasa yang menganggur.

Selain itu, lebih dari 30.000 orang guru yang mayoritasnya adalah perempuan, telah dilatih sebagai pemimpin pembelajaran, yaitu bagian dari program Guru Penggerak. Sementara itu, sebanyak 2,9 juta guru diberi akses ke platform digital guru penggerak yang memberikan sumber daya belajar mengajar melalui ponsel pintar, laptop, dan komputer desktop.

Jiro menyebut Indonesia Cyber Education Institute telah membuat sistem kredensial digital yang inovatif untuk kelas-kelas daring pendidikan tingginya yang bertaraf internasional dan berorientasi pasar. Lebih dari 2.500 pelajar, sebagian besarnya perempuan, telah memperoleh kredensial digital dan memperkuat transisi mereka dari sekolah ke dunia kerja.

“Program ini melengkapi investasi ADB lainnya di sektor kemanusiaan dan sosial di Indonesia,” ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related