AI vs Manusia: Keseimbangan Peran dalam Strategi Branding

marketeers article
AI vs manusia dalam strategi branding | sumber: 123rf

Dalam dunia yang didominasi oleh interaksi digital, hubungan antara artificial intelligence (AI) dan branding telah cukup banyak mentransformasi lingkungan bisnis. Meningkatnya adopsi AI dalam membantu manusia di berbagai aspek bisnis sering kali disebut-sebut dapat menggantikan peran manusia itu sendiri. 

AI menjadi tool yang begitu powerful untuk meningkatkan koneksi yang terlihat personal dengan pelanggan. Terlebih lagi, di tengah ekosistem bisnis yang begitu kompetitif, membuat perusahaan besar hingga kecil berusaha untuk mencari peluang agar dapat bekerja secara lebih cerdas, cepat, dan baik dibanding pesaingnya.

Dengan begitu, penggunaan AI menjadi makin diidam-idamkan untuk dapat membantu pekerjaan manusia. Meski demikian, peran AI dan manusia harus tetap dapat berjalan seiringan. 

Hubungan dan sentuhan manusia melebihi algoritma

Hal terpenting yang perlu disadari adalah AI hanya sebatas teknologi pembantu, bukan pengganti peran manusia. Selain itu, hingga kapan pun, konsumen yang secara alami adalah manusia akan selalu mementingkan interaksi yang personal dibanding buatan. 

Oleh karena itu, hubungan dan sentuhan emosional mampu menciptakan resonansi yang kuat dengan calon pelanggan. Inilah yang menjadikan pelanggan dapat yakin dan percaya dengan merek yang dipilihnya. 

Pada era saat ini, branding menjadi sebuah upaya bagi brand untuk membangun hubungan dengan audiensnya. Dalam aktivitas branding, perusahaan memerlukan empati, rasa pengertian, dan kreativitas yang sifatnya personal dan emosional. 

Dengan menyadari ini, peran AI menjadi sebagai katalis yang dapat mempercepat dan memperbesar dampak dari strategi branding yang dilakukan.

BACA JUGA: Bersiap AI Marketing Telah Tiba, Saatnya Marketer dan Teknologi Bersinergi

AI sebagai katalis dalam personalisasi

Seiring dengan pertumbuhan AI dan big data, informasi apa pun menjadi makin mudah dan cepat untuk diakses dan dianalisis. Hal ini adalah peluang bagi bisnis untuk memanfaatkannya dalam konteks personalisasi. 

AI sebagai katalis menjadikan proses personalisasi lebih efektif dan efisien tanpa harus menghabiskan waktu selama berjam-jamnya hanya untuk mengelola data yang jumlahnya mungkin tak terhingga. 

Dengan adanya AI, Anda dapat mengumpulkan berbagai informasi mengenai preferensi dan ekspektasi pelanggan demi meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan. Jika sebelumnya pemasaran lebih berfokus pada segmentasi pasar dan menentukan persona pelanggan, maka AI dapat mengambil satu langkah lebih jauh, yaitu menjalin hubungan yang lebih personal dengan pelanggan Anda. 

Peran AI dalam storytelling dan jalin hubungan emosional

Saat ini, beberapa tools AI telah memungkinkan para penulis untuk membuat cerita yang relevan dengan konten yang ingin Anda sajikan. Riset keyword, pembuatan topik, hingga report analitik dapat Anda kerjakan dengan begitu mudah melalui bantuan AI.

AI dapat mengumpulkan jutaan data yang dengan kecerdasannya dapat dikemas ulang menjadi storytelling dan narasi yang begitu menyentuh bagi berbagai kalangan audiens. 

AI dapat mengoptimalkan proses penyampaian konten Anda agar sampai di audiens dengan tepat sasaran di waktu yang tepat. Selain itu, AI juga dapat menganalisis pemicu emosional yang berkaitan dengan perilaku konsumen, sehingga pengalaman yang dihasilkan jauh lebih personal dan tak terlupakan. 

BACA JUGA: Storytelling: Ciptakan Hubungan Emosional Antara Brand dan Pelanggan

Membangun konsistensi merek

Hal paling utama dari aktivitas branding adalah konsistensi. Tanpa konsistensi, merek yang Anda bangun mungkin tidak akan mampu menjadi top-of-mind yang legendaris di benak konsumen.

Dengan AI, Anda dapat menjadi konsistensi merek, bahkan di lintas platform dan touchpoints pelanggan sekalipun. AI membantu Anda untuk menyelaraskan pesan, tone, dan desain pensa agar brand identity yang terbangun menjadi kohesif dan kuat.

Selain itu, AI juga dapat mengidentifikasi ketika inkonsistensi para merek terjadi. Dengan begitu, risiko terjadinya kekeliruan dapat ditekan dan pengalaman pelanggan yang diberikan jauh lebih baik di sepanjang customer journey.

Sinergi AI dan otentisitas manusia

Secanggih dan sepintar apa pun AI tidak akan pernah mampu menggantikan kreativitas dari manusia, namun perannya mampu meningkatkan pengalaman yang bisa diberikan oleh manusia. 

Di tengah ramainya peran AI dalam penciptaan inovasi, menjaga hubungan yang autentik dan personal dengan konsumen adalah sebuah prioritas.

Meskipun AI dapat mengoptimasi analisis data pelanggan, menciptakan personalisasi, storytelling, dan branding, namun sentuhan manusia akan selalu menjadi inti dalam membangun hubungan antara merek dan pelanggan. 

Demikianlah penjelasan mengenai hubungan antara AI dan manusia yang semestinya dapat saling mendukung dan mengisi satu sama lain. Dengan pemanfaatan AI secara benar, maka AI mampu membantu manusia di berbagai aspek kehidupan, salah satunya branding. 

Sinergitas antara AI dan manusia ini akan mampu menciptakan strategi branding yang lebih meaningful dan terpersonalisasi. 

BACA JUGA: Chatbots: Bangun Percakapan Selayaknya Manusia dengan Asisten Digital

Editor: Ranto Rajagukguk

Related