Bagaimana ChatGPT Mengancam Dunia Marketing?

marketeers article
Ilustrasi ChatGPT. Sumber gambar: 123rf.

Baru-baru ini jagat dunia maya dihebohkan dengan sebuah chatbot berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yaitu ChatGPT. Chatbot yang dirilis pada November 2022 ini diciptakan agar bisa berinteraksi dengan manusia melalui percakapan.

Dengan kata lain, ChatGPT akan memberikan informasi dan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan pengguna dengan teknologi AI tersebut. Hal itu makin memanjakan kehidupan manusia.

BACA JUGA: Dituding Latih Bard AI Pakai ChatGPT, Google Angkat Bicara

Lalu, apakah layanan ini bisa membantu dunia pemasaran? Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran sekaligus Chairman MCorp menilai ChatGPT justru bisa mengancam dunia marketing. Pasalnya, layanan ini ChatGPT berpotensi membuat tumpul kreativitas orang-orang yang bekerja di bidang pemasaran.

“Kalau semua orang marketing sama-sama menggunakan ChatGPT dalam waktu berbarengan, lalu apa perbedaannya dengan kompetitor? Marketing itu adalah diferensiasi, perbedaan yang akan bisa memenangkan persaingan,” kata Hermawan dalam peluncuran buku terbarunya Entrepreneurial Marketing di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (5/4/2023).

Menurutnya, secara umum peran manusia tidak bisa digantikan dengan robot secanggih apa pun. Termasuk pula para pemasar yang tidak bisa digantikan dengan robot atau AI.

BACA JUGA: CIPS: Penggunaan ChatGPT Perlu Didukung Kemampuan Berpikir Kritis

Hermawan bilang seorang pemasar harus memiliki jiwa creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) untuk bisa memenangkan persaingan. Prinsip-prinsip tersebut yang pada akhirnya tidak bisa digantikan dengan teknologi.

Kemudian, untuk memenangkan persaingan maupun bertahan di tengah badai krisis ekonomi, pemasar perlu mengombinasikan CI-EL dengan prinsip lain yaitu Productivity, Improvement, Professionalism, dan Management (PI-PM).

“Jadi ini human, susah untuk digantikan. Memang kita tidak bisa meninggalkan teknologi, tapi teknologi juga harus bisa dikendalikan manusia,” ujarnya.

Dalam buku Entrepreneurial Marketing, Hermawan menggambarkan CI-EL dengan tokoh Punokawan dalam tradisi wayang di Jawa. Mereka terdiri atas Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Adapun Creativity direpresentasikan oleh tokoh Bagong, dikenal sebagai pribadi yang memiliki kreativitas tinggi dan mampu memberikan ide-ide baru. Innovation direpresentasikan oleh tokoh Petruk, dikenal sebagai pribadi yang cepat tanggap dan memiliki kemampuan untuk berani berinovasi di berbagai situasi.

Entrepreneurship direpresentasi oleh tokoh Gareng, dikenal sebagai pribadi yang dapat membuka kesempatan untuk masuk dalam dunia kewirausahaan. Terakhir, adalah Leadership yang direpresentasikan oleh tokoh Semar, dikenal sebagai pribadi yang memiliki kebijaksanaan untuk memberikan nasihat sebagaimana sosok pemimpin bertindak dalam suatu kelompok.

Selanjutnya, PI-PM digambarkan dengan tokoh Pandawa, yang mana Productivity direpresentasikan oleh tokoh Nakula dan Sadewa yang dikenal sebagai dua pribadi dengan wawasan pengetahuan yang tinggi. Kemudian, Improvement direpresentasikan oleh tokoh Arjuna, dikenal sebagai pribadi yang konsisten dalam mengembangkan keterampilannya.

Professionalism direpresentasikan oleh tokoh Bhima, dikenal sebagai pribadi dengan tekad besar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sekaligus memimpin kelompoknya saat bertarung. Management direpresentasikan oleh tokoh Yudhistira yang jujur, adil, dan memiliki toleransi tinggi. 

Hal ini menjadikan pribadi Yudhistira sebagai pribadi yang selalu fokus ke depan dalam memberikan arahan dengan konsep manajemen agar tepat sasaran.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related