Bahlil Optimistis Investasi BASF Senilai US$ 2,6 Miliar Segera Terealisasi

marketeers article
Bahlil Lahadalia (FOTO: Dok Kementerian Investasi/BKPM)

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis rencana investasi dari Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF) segera terealisasi dalam waktu dekat. Adapun nilai modal yang akan ditanamkan sebesar US$ 2,2 miliar hingga US$ 2,6 miliar atau setara dengan Rp 39,3 triliun (kurs Rp 15.139 per US$).

Sebagai informasi, BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia yang saat ini bekerja sama dengan perusahaan pertambangan asal Prancis. Kerja sama yang itu di bidang industri smelter pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai kendaraan listrik.

Bahli mengatakan keyakinannya terhadap BASF segera merealisasikan rencana investasi setelah mengadakan pertemuan dengan Martin Brudermüller, Chief Executive Officer (CEO) dalam acara World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss. BASF akan bekerja sama dengan Eramet yang telah memiliki legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN).

BACA JUGA: Luhut: Semua Produsen Mobil Listrik Akan Investasi di Indonesia

Rencana investasi bersama BASF-Eramet yang diberi nama Proyek Sonic Bay berlokasi di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek ini merupakan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP).

Dari modal yang ditanamkan oleh BASF akan digunakan untuk memproduksi 67.000 ton nikel serta 7.500 ton kobalt per tahun. Investasi ini bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai kendaraan listrik.

“Saya mendukung penuh rencana investasi BASF di Indonesia khususnya dalam mendukung pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah negara kita yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pemain kendaraan listrik kelas dunia. Pabrik pemurnian nikel nya ada di Maluku Utara yang mana di sanalah lokasi sumber bahan bakunya,” ujar Bahlil melalui keterangannya, Rabu (18/1/2023).

BACA JUGA: Return adalah: Arti, Cara Memahami dan Jenis-jenisnya

Sementara itu, Martin Brudermüller, CEO BASF menyampaikan sanjungannya terhadap keberhasilan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang mengungguli negara-negara lain di kawasan Eropa. Dia juga berterima kasih atas dukungan pemerintah untuk bisa mengembangkan bisnis di Tanah Air.

Martin bilang kesepakatan dengan Eramet saat ini telah memasuki tahapan akhir dan akan segera direalisasikan. Diperkirakan, investasi mulai terealisasi pada semester I 2023.

“Nilai investasi yang akan kami gelontorkan kurang lebih € 2,4 miliar dan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak 1.000 lapangan pekerjaan. Kami juga berencana melakukan investasi lebih lanjut,” kata Martin.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related