BD dan RSK Dharmais Perluas Akses Skrining Kanker Serviks di Indonesia

marketeers article
Skrining kanker serviks lewat teknologi sampel mandiri (Foto: BD Indonesia)

Becton Dickinson (BD), perusahaan teknologi medis global, bekerja sama dengan Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais untuk memperluas akses skrining kanker serviks di Indonesia.

Kolaborasi tersebut menghadirkan metode skrining inovatif berupa pengambilan sampel human papillomavirus (HPV-DNA) secara mandiri, yang dinilai lebih nyaman dan bisa menjangkau lebih banyak perempuan. Terutama, di daerah dengan keterbatasan akses layanan kesehatan.

Teknologi yang diperkenalkan BD ini memungkinkan perempuan untuk melakukan pengambilan sampel sendiri di rumah tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan. Selain kenyamanan, metode ini dilengkapi sistem otomasi pra-analitik dan fitur extended genotyping.

Extended genotyping dapat mengidentifikasi tipe HPV secara lebih rinci serta mempercepat dan meningkatkan akurasi proses laboratorium,” jelas Hari Nurcahyo, Country Business Leader BD Indonesia dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (24/4/2025).

BACA JUGA: Ahli Gizi Sebut Anak Malnutrisi Rentan Alami Diare

Kerja sama ini juga mencakup penyediaan edukasi, distribusi alat skrining, serta sistem rujukan bagi pasien dengan hasil positif agar segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Dalam tahap awal, BD dan RSK Dharmais menargetkan skrining terhadap 8.000 perempuan di berbagai wilayah Indonesia sebagai bagian dari upaya mendorong peningkatan cakupan skrining secara nasional.

Latar belakang kolaborasi ini sendiri dilandasi oleh tingginya beban kanker serviks di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan, kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada perempuan, dengan 36.633 kasus baru tercatat pada tahun 2021.

Survei terbaru dari BD juga mengungkap bahwa meski 92% perempuan Indonesia tahu bahwa kanker serviks dapat dicegah melalui pemeriksaan rutin, 70% di antaranya menunda kunjungan ke dokter kandungan karena takut atau tidak nyaman.

Di sisi lain, 95% belum menyadari bahwa Pap smear bukanlah metode yang paling akurat untuk mendeteksi kanker serviks. Sekitar 75% perempuan menginginkan metode pemeriksaan yang lebih nyaman, dan 81% memilih opsi pengambilan sampel mandiri di rumah.

BACA JUGA: Jangan Anggap Sepele! Ini Pentingnya Diagnosis Lengkap untuk Deteksi Kanker Payudara

Berkaca dari temuan itulah, Raden Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo, Direktur Utama RSK Dharmais, menegaskan bahwa deteksi dini merupakan langkah krusial dalam menekan angka kejadian kanker serviks.

“Melalui pendekatan skrining mandiri ini, kita bisa menjangkau perempuan yang sebelumnya tidak terjangkau oleh metode konvensional. Ini adalah terobosan penting dalam mempercepat deteksi dan penanganan dini kanker serviks,” ujarnya.

Dengan pendekatan kolaboratif antara sektor publik dan swasta, BD dan RSK Dharmais berharap inisiatif ini dapat mempercepat tercapainya target eliminasi kanker serviks di Indonesia pada 2030.

“Melalui peningkatan akses terhadap skrining inovatif dan edukasi tentang pengambilan sampel mandiri untuk uji skrining HPV-DNA, kami berharap lebih banyak perempuan dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatannya,” kata Hari.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS