Buka Pintu Baru dalam Dunia Seni dengan Teknologi AI

marketeers article
Sumber: 123RF

Seiring perkembangan teknologi, kehadiran artificial intelligence (AI) telah memainkan peran penting dalam dunia seni. Lebih dari sekadar alat bantu, teknologi ini berfungsi sebagai mitra kreatif bagi seniman, merangsang eksplorasi ide baru dan meningkatkan keseluruhan proses kreatif.

Contoh konkret adalah teknologi kecerdasan buatan seperti DeepDream oleh Google, yang menggunakan jaringan saraf untuk menginterpretasikan dan menghasilkan gambar seni dari foto, memberikan inspirasi kepada seniman visual dalam menciptakan karya-karya unik. Ada pula DALL-E dari OpenAI yang mampu menghasilkan gambar dari deskripsi teks, memungkinkan seniman membawa konsep abstrak menjadi hidup dan menciptakan komposisi visual yang unik.

Contoh-contoh ini menggambarkan bagaimana alat AI memberikan sarana inovatif bagi seniman, merangsang kreativitas, mengajak seniman bereksperimen dengan bentuk ekspresi baru, serta meningkatkan produktivitas. Dalam wawancara bersama Anna Antomarchi, seorang seniman AI dari Prancis kepada Marketeers menjelaskan hubungan antara teknologi ini dengan manusia adalah saling melengkapi, yang mana kecerdasan buatan dianggap sebagai kolaborator kreatif.

BACA JUGA: Bocoran Update iOS 18: Apple Pasang AI Generatif

“Teknologi ini mampu menghasilkan ide, saran, bahkan elemen visual yang dapat diintegrasikan dan dikembangkan oleh seniman. Ini menciptakan sinergi antara kecerdasan buatan dan kreativitas manusia,“ kata Anna kepada Marketeers, Senin (13/11/2023).

AI membantu seniman menjelajah area yang belum mereka petakan dan bereksperimen dengan gaya artistik yang berbeda. Ketiga, teknologi ini juga dapat mempercepat beberapa aspek dari proses kreatif, memberikan waktu lebih banyak bagi seniman untuk konseptualisasi dan aspek emosional karya seni.

“Kesimpulannya, AI bukanlah ancaman, melainkan pembuka lanskap kreatif dengan menawarkan perspektif baru, merangsang inovasi, dan mendorong refleksi lebih dalam tentang sifat kreativitas artistik. Kuncinya terletak pada bagaimana seniman berinteraksi dengan teknologi ini untuk memperkaya praktik seni mereka sendiri,“ ujar Anna.

Seni yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan juga dapat diintegrasikan ke dalam strategi merek, seperti yang terlihat dalam kolaborasi Prada dengan peneliti AI Christoph Knoth. Prada menggunakan algoritma kecerdasan buatan untuk menganalisis arsip-arsipnya, menghasilkan pola yang terinspirasi oleh sejarah dan estetika merek. 

Motif-motif ini kemudian diintegrasikan ke dalam koleksi pakaian, menampilkan perpaduan warisan artistik dengan elemen-elemen kontemporer yang dihasilkan oleh AI.

Pendekatan inovatif ini memperkuat citra merek Prada, menunjukkan komitmen mereka terhadap inovasi dan kreativitas avant-garde dalam industri mode.

Anna memberikan tips bagi seniman yang ingin menggabungkan kecerdasan buatan ke dalam praktik kreatif mereka. Pertama, pahami dasar-dasar AI untuk memanfaatkannya secara efektif. Kedua, eksplorasi teknologi AI yang mudah diakses.

BACA JUGA: Ray-Ban dan Meta Luncurkan Smart Glasses dengan Teknologi AI

“Anda harus mencari dan memahami teknologi-teknologi AI yang mudah digunakan. Contohnya, RunwayML atau Artbreeder yang memfasilitasi interaksi dengan teknologi tersebut tanpa memerlukan keahlian pemrograman yang mendalam,” tambah Anna.

Ketiga, eksperimen. Pertimbangkan AI sebagai kolaborator, bukan pengganti. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan elemen-elemen yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan ke dalam karya seni. Keempat, belajar dari AI dengan mengamati fungsinya. 

“Amati bagaimana AI belajar dari data dapat menginspirasi pendekatan kreatif yang unik,“ kata Anna.

Kelima, tetap penasaran dan terbuka untuk mencoba ide-ide baru, menjaga pikiran yang inovatif dan siap bereksperimen.

“Keterampilan dan pengetahuan esensial melibatkan keterampilan seni dasar, keakraban dengan alat AI tertentu, pemahaman tentang isu-etika terkait kecerdasan buatan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan sifat yang cepat berubah dari bidang ini. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini, seniman dapat secara efektif mengintegrasikan teknologi ini ke dalam praktik seni mereka sambil tetap sejalan dengan perkembangan teknologi,“ tutur Anna.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related