Bulan Depan, Whoosh Mulai Terapkan Skema Dynamic Pricing

marketeers article
Ilustrasi suasana di dalam Kereta Cepat Whoosh. (FOTO: Marketeers/Eric)

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus melakukan inovasi agar Kereta Cepat Whoosh bisa terus menjadi sarana transportasi yang diminati masyarakat. Salah satu strategi yang akan segera diterapkan adalah skema dynamic pricing atau penetapan tarif dinamis.

Eva Chairunisa, General Manager Corporate Secretary KCIC mengatakan, skema ini akan mulai diterapkan pada 3 Februari 2024. “Dengan penggunaan skema baru ini tarif Whoosh kelas Premium Economy akan berkisar antara Rp 150.000, Rp 175.000, Rp 200.000, Rp 225.000, hingga Rp 250.000,” kata Eva dalam keterangan pers kepada Marketeers, Senin (29/1/2024).

BACA JUGA: Dynamic Pricing: Definisi dan Jenis-Jenis yang Umum Diterapkan Perusahaan

Ia menekankan, dalam skema baru ini dimungkinkan dalam satu hari terdapat beberapa tarif yang berbeda. Dengan kata lain, penerapan skema dynamic pricing ini memungkinkan penumpang mendapatkan tiket Whoosh dengan harga yang lebih hemat bila melakukan perjalanan di waktu tertentu.

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan dynamic pricing diantaranya jam sibuk (peak hour) atau jam non sibuk (off peak hour), momen liburan (high season) atau non liburan (low season), atau hari kerja atau pun akhir pekan.

“Pada high season atau peak hour akan ditawarkan tarif yang lebih tinggi, sebaliknya pada momen off peak tentunya akan ditawarkan tarif yang lebih murah. Penumpang diberi alternatif perjalanan dengan tarif yang berbeda-beda menyesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan daya belinya,” kata dia.

KCIC meyakini, dynamic pricing ini akan memberikan nilai tambah bagi penumpang. Karenya, adanya fleksibilitas harga diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik kepada masyarakat.

BACA JUGA: Strategi KCIC Jadikan Stasiun Whoosh Sebagai Pusat Destinasi

Selanjutnya, ia juga menekankan bahwa penerapan dynamic pricing ini akan terus dipantau dan dievaluasi agar dapat terus sesuai dengan kebutuhan penumpang dan operasional Whoosh. Sehingga, KCIC bisa terus berperan dalam mendorong agar masyarakat tertarik untuk menggunakan transportasi umum.

Terkait jumlah penumpang, KCIC mencatat per 27 Januari 2024 telah terdapat sekitar 1,5 juta orang yang menggunakan Whoosh untuk melakukan mobilitas Jakarta-Bandung dan sebaliknya. Menurutnya, saat ini rata-rata okupansi berkisar sekitar 60 hingga 80%.

“Pencapaian volume penumpang harian tertinggi di angka 21 ribu penumpang terjadi di bulan November 2023 dan pada masa angkutan Nataru Desember 2023-Januari 2024. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat akan transportasi Kereta Cepat pertama di Asia Tenggara ini masih terjaga dengan baik,” ucapnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related