BYD Indonesia: Kami Hadir untuk Jangka Panjang, Tak Sekadar Tes Pasar

marketeers article
Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia di IIMS 2024 (Foto: Marketeers/Hafiz)

BYD masuk ke pasar Indonesia dengan membawa predikat sebagai predikat sebagai brand New Energi Vehicle (NEV) dengan penjualan terbanyak di pasar global. Perusahaan pun menjadikan pasar Indonesia sebagai pelabuhan selanjutnya dari strategi ekspansi BYD.

NEV menjadi kendaraan dengan konsep elektrik atau electric vehicle (EV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Di dalam laporan BYD Indonesia, produksi NEV BYD secara global mencapai 3.045.231 unit pada tahun 2023 dengan peningkatan sekitar 62.24% dari tahun sebelumnya.

Bahkan pada tahun yang sama, BYD juga memecahkan rekor penjualan, yaitu sebesar 3.024.417 unit NEV. BYD Dolphin dan BYD Seal dari seri Ocean yang dipamerkan pada IIMS 2024 adalah penyumbang jumlah penjualan global terbanyak dengan total 2.877.353 unit bersama dengan seri Dynasty.

Saat ini, BYD sudah mendistribusikan 6 juta  unit produk NEV dari BYD ke 70 negara dan 400 kota di enam benua. Angka ekspor ini memecahkan rekor untuk produksi kendaraan listrik (EV) dan kendaraan listrik plug-in (PHEV) yang didistribusikan ke seluruh dunia pada tahun 2023 dan berhasil menjadikan BYD sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia.

Hadir di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, BYD Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia menyebutkan bahwa perusahaan ingin membawa berbagai teknologi EV dengan strategi harga atau pricing yang kompetitif.

“Target kami adalah membawa competitive pricing strategy, khususnya setelah pabrik perakitan kami di Indonesia sudah hadir. Kami juga ingin membangun ekosistem EV di sini,” ujar Eagle Zhao.

Belum lama, BYD Indonesia telah meluncurkan tiga EV andalannya beserta strategi pricing yang cukup mengejutkan, tak hanya konsumen juga para kompetitor.

BACA JUGA: Start Rp 400 Jutaan, BYD Umumkan Harga Mobil Listrik Dolphin, Atto 3, dan Seal

Eagle pun optimistis, kehadiran BYD dapat mendorong penetrasi konsumsi kendaraan EV di Indonesia seperti yang sudah dilakukannya di beberapa negara sebelum Indonesia.

Selain itu, BYD juga akan membuka keran partnership dengan pemain lokal di Indonesia. Terbaru, BYD menjalin kerja sama dengan Bank Mandiri.

BACA JUGA: Perkuat Ekosistem EV, Bank Mandiri Teken MoU dengan BYD

Soal perjalanan perusahaan, Eagle bercerita perjalanan BYD di pasar Malaysia yang masuk pada tahun 2022. Di negara yang dipimpinnya juga ini, volume penjualan EV kala itu  hanya sekitar 2900 unit atau sekitar 0,5% dari total pasar otomotif di Malaysia.

Lalu tahun 2023, -sebagai tahun pertama kami masuk ke Malaysia-, BYD berkontribusi sebesar 4400 unit melalui 2 model. BYD pun menggapai 43% pangsa pasar EV di Malaysia.

“Lalu pasar Jepang, pada Januari 2024, share BYD sebagai importer EV adalah 20%. Di Singapura kami menempati posisi ketiga di sektor industri otomotif. Di pasar China-Hong Kong market number BYD ada di posisi kedua dan di Nepal kami menjadi nomor satu,” ujar Eagle. “Bermodal ini, kami percaya di Indonesia bisa mengalami hal yang sama. Utamanya, market EV akan meningkat.”

Eagle juga bercerita mengenai proyek BYD bersama Toyota sekitar lima tahun lalu. Tahun 2019, BYD berkolaborasi dengan Toyota untuk membuat kendaraan di bawah nama Toyota. Ada juga merek internasional lain yang menjalin partnership dengan BYD.

Sayangnya, ketika ditanya apa target yang ingin dicapai oleh BYD di Indonesia, perusahaan tidak memiliki target market share secara spesifik atau ingin menjadi pemain nomor satu di Indonesia. Meski begitu, BYD optimistis dengan pasar EV di Indonesia tahun ini.

“Jika kita lihat market penetration performance, akan sangat mudah bagi kami untuk berpenetrasi karena pasarnya sangat besar dan bertumbuh. Kami menargetkan untuk mengalahkan diri sendiri. Kami tidak hanya ingin sekadar testing pasar untuk bisnis yang singkat. Kami ingin hadir untuk jangka panjang di Indonesia,” tutup Eagle.

Related