Banyak buku dan panduan tentang produktivitas yang menawarkan strategi untuk bekerja lebih efisien. Namun, menurut Rebekah Bastian selaku eksekutif teknologi, tidak semua metode cocok untuk setiap orang.
“Sebagai perempuan pekerja, saya menangani sebagian besar tugas rumah tangga, mulai dari memasak, membantu pekerjaan rumah anak, hingga memberikan dukungan emosional,” tulisnya dalam Fast Company.
Ia menambahkan konsep seperti “jam sakral pukul 5 pagi” atau cuti khusus untuk memulihkan kreativitas tidak bisa diterapkan dalam kesehariannya. Justru, mengikuti saran tersebut bisa membuatnya merasa gagal atau kelelahan.
Lalu, bagaimana cara meningkatkan produktivitas yang lebih realistis? Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
BACA JUGA: Cara Efektif Mendelegasikan Keputusan Tanpa Merusak Hubungan Kerja
Berani Mengatakan “Tidak”
Salah satu cara terbaik untuk mengelola waktu adalah dengan menolak tugas atau kesempatan yang tidak benar-benar mendukung tujuan kita. Meski tidak semua pekerjaan bisa dihindari, ada baiknya untuk mempertimbangkan sebelum mengambil tanggung jawab baru.
Mikaela Kiner, CEO uniquelyHR menyarankan untuk bertanya pada diri sendiri, “Jika saya tidak melakukannya, apakah ini masih akan berdampak dalam tiga minggu, tiga bulan, atau tiga tahun ke depan?”
Dengan cara ini, Anda bisa lebih selektif dalam memilih tugas yang benar-benar penting.
BACA JUGA: Teknik Kepemimpinan untuk Genjot Kinerja Tim, Motivasi Pekerja!
Seimbangkan Kerja dengan Istirahat
Kesibukan sering kali membuat orang merasa harus terus bekerja agar pantas mendapatkan waktu istirahat. Namun, menurut Katina Bajaj, salah satu pendiri Daydreamers, istirahat adalah bagian penting dari produktivitas.
“Kita perlu membangkitkan sisi kreatif yang sering kali kita abaikan demi bertahan di roda kehidupan yang terus berputar,” ujarnya.
Bastian juga menekankan bahwa mengutamakan kreativitas dan istirahat justru membuat waktu kerja lebih efektif.
“Hobi kreatif seperti seni atau olahraga aerial tidak hanya menyenangkan, tapi juga membantu kesehatan mental saya. Dan istirahat itu produktif, karena mengisi kembali energi agar saya bisa bekerja lebih baik,” ujarnya.
Dengan kata lain, produktivitas yang realistis bukan soal bekerja tanpa henti, tetapi bagaimana mengelola waktu dengan bijak, memilih tugas yang benar-benar penting, dan memberi ruang untuk istirahat serta kreativitas.
Editor: Ranto Rajagukguk