dentsu Prediksi 12 Tren Industri, Sosial hingga Kultur pada Tahun 2023

marketeers article
dentsu Paparkan Prediksi 12 Tren Industri, Sosial, dan Kultur di 2023 (FOTO:123RF)

Dentsu Creative pada awal Februari 2023 ini meluncurkan laporan tren A Tale of New Cities, sebuah proyeksi dalam kehidupan sosial dan industri serta yang dapat memengaruhi masyarakat luas. A Tale Of New Cities mengeksplorasi dualitas modern antara kemajuan dan kemunduran, optimisme dan kecemasan, pergeseran keseimbangan antara hal lama dan baru, teknologi dan kemanusiaan, inovasi dan tradisi.

Dentsu Creative mengidentifikasi 12 tren yang akan mendorong dan mendisrupsi industri pada tahun 2023. Tahun 2022 menunjukkan bahwa kemajuan bukanlah sesuatu yang tidak dapat dihindari, dan otoritas dari atas ke bawah tidak selamanya dapat diandalkan.

“Laporan tren Dentsu Creative kami mengakui adanya pergeseran keseimbangan ini: realitas serius yang kita hadapi, tantangan yang akan kita hadapi tahun ini, namun juga keinginan kita untuk mendapatkan inspirasi dan kemajuan. Di antaranya, kami menampilkan berbagai platform di mana masa depan yang dibayangkan sudah mulai terwujud, dan di belakangnya, peluang dan alat untuk merealisasikannya,” kata Cheuk Chiang, CEO Dentsu Creative APAC dalam keterangannya, Rabu (15/2/2023).

12 tren yang dibahas dalam laporan Dentsu Creative antara lain:

Akhir dari monokultur

Sumber otoritas dan inspirasi yang bersifat hierarki menjadi kurang relevan di dunia di mana generasi muda dapat melihat dengan sangat jelas hal buruk yang telah diciptakan oleh para mereka yang lebih tua. Satu generasi melihat sistem dan cerita yang mereka warisi dan berani membayangkan sesuatu yang berbeda.

BACA JUGA: Survei Dentsu: Hanya 34% Pemasar Sadar Isu Lingkungan

Pencarian akan gegar budaya

Saat ekonomi di negara-negara Barat mengalami kesulitan, konsumen muda mencari sumber inspirasi baru: mendambakan kejutan budaya yang sesungguhnya setelah tahun-tahun pandemi yang “hilang”. Kebangkitan budaya Korea terus berlanjut, sementara Asia Pasifik merangkul kekayaan dan keragaman kawasan ini untuk mendapatkan inspirasi dibandingkan mencari lebih jauh, sebuah tren yang kami sebut sebagai “Timur bertemu dengan Timur – East meets East.”

Krisis kesehatan mental

Meningkatnya tingkat kecemasan dipicu oleh prospek ekonomi yang suram mendorong terjadinya krisis kesehatan mental. Di Cina, kita melihat gamifikasi kesehatan mental dan analisis diri. Sementara itu, Eropa menghadapi “resesi kesehatan mental” karena kecemasan pasca pandemi bertemu dengan krisis biaya hidup.

Kebutuhan akan kebahagiaan

Di tengah krisis ekonomi makro yang suram, dentsu melihat adanya keinginan untuk menikmati momen-momen kecil untuk bersenang-senang dan bermain.

Pengaruh buruk teknologi

Konsumen mempertanyakan hubungan koneksi mereka dengan teknologi setelah bertahun-tahun mengalami percepatan pertumbuhan selama pandemi. Kekhawatiran atas privasi, perundungan di dunia maya (cyberbullying), dan informasi yang salah telah mengikis kepercayaan konsumen sementara prospek ekonomi yang menantang memperlambat adopsi NFT dan mata uang kripto. 

Kelelahan atas gawai telah terjadi, sementara pertumbuhan penjualan e-commerce merosot pascapandemi.

BACA JUGA: Dentsu Indonesia Sabet Tiga Prestrasi di Citra Pariwara 2022

Meta Diversity 

Secara paralel, suara-suara independen berkampanye untuk inklusi, representasi, dan akuntabilitas yang lebih besar dalam Metaverse dan ruang online yang lebih luas. Konsumen mengampanyekan keragaman representasi yang jauh lebih besar, sambil terlibat dalam media sosial melalui jaringan khusus yang lebih kecil. 

Keseimbangan antara privasi dan anonimitas diperdebatkan dengan lebih banyak variasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pengunduran diri dari pekerjaan

Membangun dari Pengunduran Diri Besar-besaran pada tahun 2021, tahun 2022 memunculkan fenomena “Pengunduran Secara Diam-diam” atau “Quiet Quitting”; sebuah respons terhadap budaya kesibukan yang mana karyawan memutuskan bahwa cukup untuk melakukan rutinitas. Permainan yang bersifat performatif, misalnya dalam berkompetisi dalam pekerjaan dan berusaha keras untuk mencapai performa terbaik, kini diganti oleh tren dengan pekerjaan yang berisiko rendah dan keinginan untuk menjadi diri sendiri, dan bersama, alih-alih mengembangkan diri tanpa henti.

Mengeksplorasi alam bebas

Sambil menghindari keramaian, banyak orang memilih untuk menyatu dengan alam. Contohnya, konsumen Tiongkok telah mencoba berkemah dalam jumlah jutaan orang, sementara para orang tua telah merangkul keinginan pascapandemi untuk memberikan anak-anak mereka kebebasan di alam terbuka. Sementara itu, model kota baru bermunculan berdasarkan udara bersih dan kualitas hidup.

Mendobrak tanpa batas

Konsumen mulai beralih dari sesuatu yang dapat dipoles dan ‘sesuai aturan’ menjadi lebih bebas dan berkarakter, serta mendobrak konstruksi sosial yang sudah ada di masyarakat. Platform baru yang unik dan memberikan keleluasaan menjadi sebuah hal baru yang diminati.

Identitas AI 

Berbagai perusahaan teknologi seperti Dall E dan Stable Diffusion menciptakan model-model baru tentang bagaimana berpikir tentang kreativitas, karya dan identitas. V Tubers menggunakan avatar untuk menjaga privasi namun melibatkan fandom mereka dalam dialog yang otentik. Ironisnya, beberapa konsumen merasa lebih mudah terlibat dengan idola dan persona dua dimensi.

Membatasi Pertumbuhan

Sejumlah tantangan yang menerpa menciptakan lingkungan yang menantang untuk pertumbuhan. Meningkatnya biaya hidup dan kenaikan harga barang serta masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung akan menjadi rem tangan bagi pertumbuhan ekonomi. 

Negara-negara ekonomi utama diperkirakan akan menghindari, atau mengalami resesi. 

Kewajiban untuk melakukan kebaikan

Pelaku bisnis menyadari pertumbuhan dan kebaikan tidak dapat lagi dikejar secara paralel, serta diperlukan pengaturan ulang yang mendasar untuk menyelaraskan kesuksesan komersial dengan model bisnis baru yang tidak terlalu bergantung pada siklus konsumsi tiada henti.

Ketegangan-ketegangan ini mencerminkan pergeseran keseimbangan: yang sangat baru dan yang sangat lama, keselarasan teknologi untuk mendorong kemajuan dan keinginan untuk mundur dan memutuskan hubungan. Perasaan bahwa kemajuan dan kemunduran, optimisme dan kecemasan menjadi lebih seimbang dari sebelumnya. Saat masa-masa yang terbaik dan terburuk, bagaimana melihat dunia seperti gelas setengah penuh atau setengah kosong, menjadi proyeksi untuk tahun 2023 mengenai kisah tentang wilayah, budaya, dan komunitas sosial yang baru.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related