Di Jakarta Marketing Week, Rifat Sungkar Ungkap Cara Jitu Branding EV

marketeers article
Rifat Sungkar jadi pembicara di Jakarta Marketing Week 2023. (FOTO: Marketeers/Eric)

Kendaraan listrik masih menjadi barang baru di Indonesia. Otomatis, banyak strategi yang perlu dilakukan untuk memasarkan electric vehicle (EV) sehingga The 11th Jakarta Marketing Week 2023 mengajak Rifat Sungkar untuk berbagi pandangan soal tren EV.

Pembalap yang juga menjabat sebagai Wakau Ikatan Motor Indonesia (IMI) Mobilitas itu mengatakan perlu strategi khusus agar penerapan EV di Indonesia terus meningkat.

“EV perlu di-branding-kan sebagai sesuatu yang keren,” kata Rifat Sungkar saat jadi pembicara dalam sesi “The Era of Electric Vehicle” di The 11th Jakarta Marketing Week 2023, Rabu (14/6/2023) di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta.

Ia meyakini hal itu bisa menjadi strategi yang optimal karena telah terbukti dalam kampanye antirokok di Amerika Serikat (AS). Menurutnya, AS sempat tertantang untuk bisa menekan jumlah perokok di negara itu.

BACA JUGA:  EV Dikupas lewat Jakarta Marketing Week, Sosialisasi Benefit jadi Kunci

“Kemudian, AS melakukan kampanye bahwa ngerokok itu enggak keren. Jumlah perokok pun langsung drop karena masyarakat terutama generasi muda di sana enggak mau disebut enggak keren,” ujarnya dalam kegiatan yang kali ini mengusung tema Innovation for Happiness tersebut.

Dari situ, ia menilai strategi kampanye tersebut lebih optimal daripada mengungkap risiko merokok karena tak terlalu menjadi hal yang dipedulikan. Artinya, mengampanyekan sesuatu sebagai sesuatu yang keren lebih efektif, terutama jika kampanye itu menyasar generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.

BACA JUGA:  Hyundai Memulai Pembangunan Pabrik Baterai Mobil Listrik di Cikarang

Sebab itu, strategi tersebut diyakini perlu diterapkan dalam pemasaran EV mengingat saat ini kendaraan listrik masih dianggap belum keren.

“Saat ini sejumlah pengendara masih menganggap kendaraan yang berisik justru lebih keren. Hal ini harus diubah, belum naik mobil listrik itu belum keren. EV keren harus jadi top of mind di masyarakat,” ujar pembalap reli tersebut.

Ia mengakui branding EV memang merupakan hal yang menantang. Pasalnya, hal itu berdampak pada perubahan kebiasan dan paradigma. 

Oleh karena itu, ia menekankan branding EV perlu melibatkan marketing tools yang jitu dan mungkin membutuhkan biaya yang lebih besar dari pengembangan teknologi dalam EV.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related