Domestik Lesu, Alibaba Group Andalkan Bisnis di Pasar Luar Negeri

marketeers article
Alibaba. (FOTO: 123rf)

Alibaba Group, raksasa teknologi asal Cina mengandalkan unit bisnis untuk pasar luar negeri. Pasalnya, bisnisnya di dalam negeri tumbuh melambat di tengah lesunya konsumsi domestik.

Dilansir dari CNBC, Selasa (20/2/2024), bisnis e-commerce internasional Alibaba membukukan pendapatan 28,5 miliar yuan (US$ 4 miliar) pada kuartal terakhir 2023, naik 44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Saat ini, Alibaba International Digital Commerce (AIDC) Group membawahi unit bisnis AliExpress, Lazada, Daraz dan Trendyol.

“Kinerja yang kuat didorong oleh pertumbuhan yang solid di semua platform AIDC, terutama dari bisnis AliExpress Choice lintas batas,” kata perusahaan itu.

BACA JUGA: Perluas Cakupan Data Streaming, Confluent Gandeng Alibaba Cloud

Sementara itu, pendapatan dari bisnis e-commerce inti perusahaan Taobao dan Tmall Group sebesar US$ 18,1 miliar, tumbuh hanya 2% secara tahunan.

“Kami akan meningkatkan investasi untuk meningkatkan pengalaman inti pengguna untuk mendorong pertumbuhan di Taobao dan Tmall Group dan memperkuat kepemimpinan pasar pada tahun yang akan datang. Kami juga akan fokus sumber daya kami pada pengembangan produk cloud publik dan menjaga momentum pertumbuhan yang kuat dalam bisnis perdagangan internasional,” kata Eddie Wu, CEO Alibaba Group.

Terlepas dari pertumbuhan penjualan AIDC yang kuat, kerugian juga melonjak secara tahunan. Hal itu disumbang dari peningkatan investasi dalam bisnis, termasuk bisnis internasional AliExpress Trendyol, yang sebagian dikompensasi lewat monetisasi.

BACA JUGA: Riset Alibaba Ungkap Tingginya Minat Konsumen dalam Keterlibatan ESG

Alibaba diketahui melakukan perombakan manajemen internal dan anak usaha. Platform e-commerce Pakistan, Daraz, mengganti CEO Bjarke Mikkelsen pada 24 Januari. James Dong, CEO Lazada Group, diangkat sebagai CEO Pelaksana Daraz.

Pada awal Januari 2024, Lazada melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di seluruh Asia Tenggara. Pekerja yang terdampak mulai dari berbagai tingkatan, termasuk manajemen senior.

PHK juga menyasar semua divisi, termasuk komersial, ritel dan pemasaran. Kebijakan PHK Lazada diambil demi mengoptimalkan pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi organisasi serta bisnis.

“Perombakan manajemen terbaru ini berakar dari perpecahan Alibaba tahun lalu, yang sebagian besar merupakan strategi untuk menavigasi perkembangan peraturan di Cina yang telah lama memberikan tekanan pada raksasa teknologi ini,” kata Yinglan Tan, founding managing partner di Insignia Ventures Partners.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related