Dukung Penggunaan EBT, KAI Klaim Telah Gunakan PLTS Atap 80,5 kWp

marketeers article
Ilustrasi PLTS Atap. Sumber gambar: 123rf

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengklaim hingga sekarang telah menggunakan energi baru terbarukan (EBT) berupa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap sebanyak 80,5 kWp. Angka ini diperkirakan terus bertambah seiring dengan komitmen pemerintah untuk melakukan dekarbonasi.

Salusra Wijaya, Direktur Keuangan KAI mengungkapkan pemasangan PLTS ini merupakan upaya transisi energi yang dilakukan KAI dengan menggunakan EBT untuk suplai energi listrik di berbagai aset KAI. Adapun PLTS atap tersebut telah terpasang di Stasiun Gambar dan gedung Jakarta Railway Center.

Salurasa bilang secara bertahap KAI akan meningkatkan kapasitas PLTS tersebut serta memperluas penggunaan PLTS di aset-asetnya yang lain. Potensi EBT lain yang dapat dikolaborasikan oleh kedua entitas adalah pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar kereta api.

“BUMN didorong untuk berperan besar dalam upaya dekarbonisasi. Pemanfaatan energi terbarukan seperti inisiasi KAI ini akan berkontribusi pada penurunan emisi. Kami sangat menyambut baik peluang kolaborasi-kolaborasi lainnya yang akan mendorong pencapaian target net zero emission,” kata Salurasa melalui keterangannya, Selasa (27/9/2022).

Menurutnya, untuk mempercepat transisi energi, KAI menjalin kerja sama dengan Pertamina NRE sebagai salah satu perusahaan energi yang telah mahir dalam transisi energi menuju EBT. Adapun pemanfaatan PLTS di wilayah kerja KAI merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan kedua entitas pada tanggal 9 Maret 2022 perihal Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan di Aset KAI.

“Implementasi solar panel di stasiun dan kantor KAI ini merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-77 KAI yang bertema Bangkit Lebih Cepat, Melayani Lebih Baik. Di momen ulang tahunnya ini, KAI ingin turut serta menghijaukan Indonesia melalui Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam pemanfaatan EBT untuk terciptanya ekosistem bisnis yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.

Di sisi lain, Pertamina NRE melalui anak usahanya, Pertamina Geothermal Energy, saat ini tengah melakukan pilot project pengembangan hidrogen hijau (green hydrogen) di area geothermal Ulubelu dengan target produksi 100 kg per hari. Kolaborasi pengembangan dan pemanfaatan hidrogen telah dilakukan oleh Pertamina NRE dengan Pupuk Indonesia dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman pada 28 Juli 2021, yang mana hidrogen biru maupun hijau berpotensi menjadi bahan baku amonia yang ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari BUMN, Pertamina menjadi mitra strategis pemerintah dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060. Kementerian BUMN mendorong upaya dekarbonisasi di lingkungan BUMN.

Dengan kontribusinya terhadap satu per tiga dari perekonomian nasional, BUMN turut andil besar dalam mengeluarkan emisi karbon secara nasional. Dengan melakukan dekarbonisasi, BUMN akan berkontribusi cukup signifikan dalam menurunkan emisi karbon.

Pertamina NRE dan KAI sama-sama memiliki semangat yang sama untuk mengimplementasikan aspek ESG dalam aktivitas bisnisnya. Pertamina NRE memiliki komitmen kuat untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama tujuan penanganan perubahan iklim.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related