Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi memecat Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Keputusan ini diambil lantaran adanya tantangan mendasar dalam menjaga haromonisasi tim yang diperkuat pemain lokal dan naturalisasi.
BACA JUGA: Dorong Prestasi Timnas, PSSI Jalin Kolaborasi dengan KNVB
Erick Thohir, Ketua Umum PSSI menjelaskan, tantangan utama Shin Tae-yong menukangi Timnas Indonesia dalam konteks komunikasi dan kerja sama di dalam tim. Pelatih asal Korea Selatan (Korsel) ini sebelumnya menjadi sorotan karena pendekatan strategisnya, namun dinamika di dalam tim menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut.
Erick menyebut, dengan masuknya pemain naturalisasi yang berlaga di luar negeri, membawa tantangan tersendiri.
“Pemain Indonesia menurut saya sama saja. Tetapi, kalau kita lihat sekarang dengan banyaknya pemain naturalisasi di tim nasional yang bermain di luar negeri, tentu dinamika dari masing-masing individu itu menjadi perhatian,” kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Hal ini menunjukkan bahwa tantangan utama bukan hanya pada aspek teknis permainan, tetapi juga pada aspek non-teknis seperti komunikasi dan kekompakan tim. Erick menekankan pentingnya melihat tim sebagai satu kesatuan tanpa adanya pembedaan antara pemain lokal dan naturalisasi.
Mantan bos Inter Milan itu juga menyoroti bahwa dalam sepak bola, aspek yang paling sulit diukur adalah hal-hal yang bersifat intangible. Seperti di antaranya teamwork dan komunikasi antar pemain, pelatih, dan manajemen.
“Kekompakan antara pemain, pelatih, PSSI dengan tim, PSSI dengan pelatih, itu paling dinamika yang tentu menjadi tolak ukur yang tidak mudah diprediksi,” jelasnya.
Sebagai langkah awal untuk memperbaiki dinamika ini, PSSI telah merencanakan pertemuan dengan pemain-pemain tim nasional yang berkarier di Liga Indonesia untuk bertemu dengan pelatih baru. Pertemuan ini diharapkan dapat menciptakan komunikasi yang lebih merata di dalam tim dan memastikan tidak ada pemain yang merasa terisolasi.
Erick menegaskan, pendekatan yang lebih inklusif diperlukan untuk membangun komposisi tim yang solid dan harmonis. Pemecatan Shin Tae-yong menandai babak baru dalam perjalanan Timnas Indonesia.
Keputusan ini tidak hanya menjadi evaluasi terhadap seorang pelatih, tetapi juga sebagai refleksi terhadap kebutuhan mendasar tim nasional untuk mengatasi tantangan yang bersifat kolektif.
BACA JUGA: Perkuat Timnas, PSSI Mendatangkan Jay Idzes untuk Isi Posisi Bek
“Kita harus melihat tim ini sebagai sebuah komposisi yang satu. Kalau kita coba sebaik-baiknya, titik-titik ini bisa dikurangi. Salah satunya ya melalui komunikasi,” tutup Erick.
Dengan tantangan yang ada, langkah PSSI untuk membangun tim nasional yang lebih kuat akan diuji oleh dinamika internal yang kompleks. Pemilihan pelatih baru dan pendekatan strategis yang lebih holistik, menjadi harapan besar bagi masa depan sepak bola Indonesia.
Editor: Tri Kurnia Yunianto