Ethical Marketing: Ketika Konsep Bisnis dan Nilai Moral yang Etis Bersatu

marketeers article
ethical marketing | sumber: 123rf

Jika Anda seorang konsumen, seberapa penting etika dalam memengaruhi keputusan pembelian Anda? 

Dunia telah berubah dan penerapan ethical marketing menjadi jauh lebih penting dibandingkan sebelumnya. Sebuah laporan dari Nielsen mengungkapkan 73% generasi milenial bersedia membayar ekstra untuk penawaran yang mementingkan isu berkelanjutan dan semakin banyak diantara mereka yang menduduki posisi dengan pengaruh besar.

Tren konsumsi saat ini menunjukkan bagaimana konsumen lebih banyak berinvestasi pada merek yang diyakini peduli, etis, dan bertanggung jawab secara sosial. 

Dasar pembelian konsumen tidak lagi berfokus pada kenyamanan dan sesuatu yang dihargai murah, tetapi pada narasi berkelanjutan yang dianggap jauh lebih etis dan bermartabat.

Untuk memahami lebih dalam mengenai ethical marketing, simak penjelasannya pada artikel berikut ini.

Apa itu ethical marketing?

Melansir dari Marketing91, ethical marketing adalah salah satu jenis pemasaran yang lebih banyak berfokus pada etika dibanding strategi promosi. 

Strategi ini mempromosikan sebuah merek, produk, atau layanan berdasarkan etika untuk memenuhi tanggung jawab sosial.

Dalam pendekatan ethical marketing, perusahaan diharapkan dapat menyediakan informasi yang akurat dan transparan mengenai praktik bisnis dan produk/layanan yang ditawarkan. 

Tujuan dari ethical marketing ini adalah untuk membangun kepercayaan pelanggan melalui praktik yang transparan di seluruh strateginya, baik itu penetapan harga, penggunaan bahan dasar produk, dan lainnya. 

Dengan aktivitas marketing yang sesuai dengan etika akan membuat konsumen jauh lebih merasa yakin, aman, dan terjaga pada saat mengambil keputusan pembelian. 

Bahkan, perusahaan dapat menjaga hubungan dalam jangka panjang dengan saling berbagi nilai dan tujuan kepada konsumennya. Namun, jangan sampai apa yang dilakukan hanya sekadar gimik belaka. Ini malah akan menjadi bumerang bagi perusahaan itu sendiri.

BACA JUGA: Triple Bottom Line: Ukuran Kesuksesan Bisnis Tidak Sekadar Profit

Prinsip dari ethical marketing

Dalam penerapannya, berikut tiga prinsip yang bisa Anda jadikan landasan dalam menerapkan ethical marketing:

1. Beriklan tapi tidak sensasional

Iklan yang sifatnya sensasional tentu akan sangat menggiurkan dan membuat audiens terpesona, namun kebenaran informasinya masih perlu untuk dikonfirmasi lagi. 

Ethical marketing tidak seperti itu, marketer wajib mengiklankan suatu produk atau layanan dari sisi nilai positif yang akan dapat memberikan dampak baik pada kehidupan konsumennya. Iklan bukan sekadar sensasi atau gimik belaka!

2. Mengikuti regulasi perlindungan konsumen

Bisnis yang etis perlu secara sadar mengikuti regulasi perlindungan konsumen yang berlaku. Taat pada aturan pemerintah berarti melaksanakan aktivitas bisnis sesuai etika tanpa boleh ada pelanggaran di dalamnya. 

Terlebih lagi konsumen adalah sumber pendapatan utama agar bisnis Anda dapat tetap eksis dalam industri. Ketika bisnis sekali saja tersandung skandal pelanggaran, maka bersiaplah perusahaan Anda akan kehilangan kepercayaan. 

3. Tidak menggunakan iklan yang menyesatkan

Iklan yang menyesatkan akan sangat menghancurkan kepercayaan konsumen Anda, bahkan dapat menurunkan kinerja keuangan jika dampaknya benar-benar besar. 

Buatlah iklan yang sebenar-benarnya, sesuai fakta, dan tonjolkan nilai-nilai humanis yang menyentuh sisi emosional konsumen Anda.

BACA JUGA: Green Business: Kejar Keseimbangan dalam Profit, People, dan Planet

Mengapa ethical marketing penting dilakukan?

Perusahaan yang mendukung penerapan ethical marketing dituntut untuk dapat memberikan hak para konsumen secara penuh. Penerapannya akan secara signifikan dapat berdampak pada pencapaian jangka pendek dan panjang. Berikut manfaatnya bagi bisnis:

1. Mempromosikan kesejahteraan konsumen

Ethical marketing juga mengedukasi konsumennya mengenai risiko potensial yang berkaitan dengan produk atau layanan dari sebuah perusahaan. Dengan mengedukasi konsumen, maka perusahaan peduli dengan kesejahteraan konsumennya dan membuat konsumen yakin dengan pilihan produknya.

2. Menjadi teladan

Perusahaan yang mengelola bisnis secara etis akan berdampak positif kepada karyawan sekaligus konsumennya. Melalui ethical marketing, tanpa sadar dapat beriringan dalam membangun reputasi dan brand image perusahaan.

Tanggung jawab dalam menyelesaikan isu sosial tak lagi hanya pada pemerintah saja, perusahaan dan masyarakat sebagai konsumen juga dapat turut andil dalam memecahkan berbagai permasalahan.

3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

Strategi ethical marketing tidak hanya berdampak, baik bagi konsumen sebagai pengguna, tetapi juga karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan. 

Perusahaan yang etis akan mempromosikan bagaimana perusahaannya menerapkan etika bisnis dalam seluruh manajemen dan kebijakan, misalnya penerapan jadwal kerja yang wajar, kompensasi yang memuaskan, lingkungan kerja yang suportif, dan lainnya.

Karyawan yang puas akan kembali juga mempromosikan perusahaan tempatnya bekerja kepada orang sekitarnya. Hal baik akan selalu memberikan multiplier-effect pada aspek-aspek lainnya.

4. Meningkatkan retensi dan loyalitas konsumen

Ethical marketing yang bertumpu pada kepedulian perusahaan kepada nilai dan moral dari konsumen menjadi strategi yang efektif dalam membangun kepercayaan konsumen dan kepuasan konsumen.

Ketika konsumen telah percaya dan puas dengan produk pilihannya, maka jangan kaget jika mereka akan loyal dan terus melakukan pembelian berulang. Bahkan, tanpa sadar mereka akan dengan sukarela mempromosikan produk dan nilai yang diyakininya kepada orang sekitarnya. 

Ini akan mengundang pelanggan baru sekaligus meningkatkan pendapatan Anda dalam jangka panjang. 

Kesimpulannya, ethical marketing cukup efektif dilakukan dalam mengoptimalkan reputasi merek sekaligus meningkatkan retensi karyawan serta konsumen Anda. 

Karyawan dan konsumen Anda akan terpanggil untuk dapat turut serta dalam mewujudkan produk dan perusahaan yang etis serta bertanggung jawab pada sosial. 

Secara sukarela mereka tak lagi mementingkan harga, melainkan nilai dari produk yang Anda tawarkan demi bumi yang berkelanjutan. 

BACA JUGA: Green Product: Produk Ramah Lingkungan sebagai Solusi Keberlanjutan

Editor: Ranto Rajagukguk

Related