Eva Riyanti Hutapea: Sosok Pekerja Keras dan Penyelamat Indofood

marketeers article
Eva Riyanti Hutapea. (FOTO: Jurnal Asia)

Pekerja keras, begitulah kata yang selalu dilontarkan sang suami, Bun Bunan EJ Hutapea untuk menggambarkan mendiang istrinya, Eva Riyanti Hutapea, mantan CEO PT Indofood Sukses Makmur Tbk atau ISM. Tidak sekali dua kali, Eva Riyanti pulang larut malam karena melakukan serangkaian rapat dari satu tempat ke lokasi lain untuk membahas strategi bisnis atau kerja sama perusahaan.

“Dia pekerja keras, dia pulang malam, karena bekerja. Kadang-kadang saya dengar itu rapatnya lebih dari tiga sampai empat kali, dari sini ke sana,” kata Bun Bunan kepada Marketeers.

BACA JUGA: Ini Dia 18 Marketeer Terbaik Indonesia versi MOTY 2022

Tahun 1994 adalah kali pertama Eva Riyanti memulai kariernya di Indofood sebagai Steering Committee untuk supervisi. Tidak butuh waktu lama, pemegang saham mendapuknya sebagai CEO Indofood. Namun, sosok kelahiran Jakarta, 26 Desember 1952 ini memimpin organisasi di kala krisis moneter mendera hingga isu persoalan utang.

Indofood mengantongi kerugian hingga Rp 1,2 triliun pada tahun 1997. Penjualan Indomie sebagai produk andalan Indofood menurun drastis dari sekitar 8,6 miliar bungkus pada akhir tahun 1997 menjadi 7,8 miliar bungkus untuk tahun berikutnya.

BACA JUGA: Eva Riyanti Hutapea, Sang Penyelamat Indofood yang Berpulang

Bun Bunan mengakui posisi Eva Riyanti kala itu cukup menantang dan tidaklah mudah. Namun, berbagai masalah itu justru menjadi tenaga bagi Eva Riyanti untuk menciptakan solusi hingga inovasi bagi Indofood.

Karakter pekerja keras yang sudah lekat dengannya, praktis menjadi modal utama untuk memulihkan kinerja perusahaan. Bun Bunan menyimpulkan didapuknya sang istri untuk memimpin Indofood adalah demi menyelamatkan perusahaan.

“Dia mencari solusi di dalam, istilahnya menyelamatkan Indofood. Dia mencari solusi di saat orang lain mungkin enggak pernah memikirkannya,” ujarnya.

Secara bertahap, berkat tangan dingin Eva Riyanti, kinerja Indofood mulai bangkit dan mencatatkan keuntungan. Perusahaan makanan dan minuman (mamin) itu membukukan keuntungan Rp 150 miliar pada 1998 dan melonjak tajam menjadi Rp 1,3 triliun untuk tahun berikutnya.

Selain menjadi pribadi pekerja keras, Eva Riyanti dikenal sebagai sosok yang menyukai dunia marketing. Sarjana Akuntansi di Universitas Indonesia (UI) tersebut membaca dan mengoleksi berbagai buku pemasaran. 

Dia pun menggandeng MarkPlus, Inc. sebagai perusahaan konsultan pemasaran Indofood. Dia mengaplikasikan berbagai konsep pemasaran untuk memaksimalkan penjualan seluruh produk Indofood.

Related