Gantikan Cookie Pihak Ketiga, The Trade Desk Hadirkan Unified ID 2.0

marketeers article
Lastest Article Webpage Advertising Announcement Concept

Pandemi COVID-19 mengubah perilaku masyarakat Indonesia. Muncul kebiasaan baru yang mana sebagian dari mereka seringkali menghabiskan waktunya di dunia maya. Mulai dari membaca portal berita online, mendengarkan lagu online, hingga menonton televisi di layanan OTT. Kesempatan ini ditangkap oleh perusahaan teknologi The Trade Desk yang melihat bahwa semakin luas kesempatan bagi pemasar untuk terhubung dengan calon pelanggan mereka di internet terbuka.

Riset yang dilakukan oleh The Trade Desk menunjukan bahwa saat mengakses sebuah situs web sebanyak 67% masyarakat Indonesia lebih memilih menonton iklan daripada harus membayar. Selain itu, lebih dari 59% dari mereka juga bersedia untuk berbagi informasi tentang minat mereka untuk mendapatkan iklan yang lebih relevan sebagai kompensasi atas konten gratis yang mereka konsumsi.

“Masyarakat di Indonesia menunjukan keinginan yang kuat untuk berbagi informasi mengenai data mereka guna mendapatkan iklan yang relevan. Jadi, ini memberi peluang bagi pemasar yang ingin terhubung dengan audiens berkualitas dalam skala besar,” kata Florencia Eka, Country Manager The Trade Desk Indonesia.

Riset Trade Desk juga menunjukan bahwa sebanyak 45% masyarakat Indonesia menyadari perubahan iklan digital ketika cookie pihak ketiga hilang pada tahun 2023. Hasil riset ini juga mendukung pergerakan untuk mengembangkan solusi identitas yang memberikan kendali untuk konsumen atas privasi mereka, sekaligus memberikan kesempatan bagi pemasar untuk mengeksplorasi keuntungan dari iklan yang mereka tayangkan.

Sebab itu, The Trade Desk meluncurkan Unified ID 2.0. Unified ID 2.0 merupakan solusi alternatif untuk menggantikan cookie pihak ketiga. Pertama kali dikembangkan oleh The Trade Desk, solusi ini mewakili solusi ID yang netral, independent, open source, serta dapat dioperasikan dengan solusi ID lainnya. Solusi ID tersebut juga dapat meningkatkan privasi dan kontrol bagi konsumen, sekaligus mempertahankan nilai iklan yang relevan bagi pengiklan dan publisher.

Iklan yang relevan tidak hanya menumbuhkan nilai bagi pemasar tetapi juga menguntungkan publisher. Internet terbuka yang terdiri dari ribuan jurnalis dan content creators, menawarkan konten berita lokal, berita terkini, lifestyle, hingga entertainment yang bermutu kepada konsumen.

Menurut Moris Rusmanto, Digital Sales Director, KG Media, dengan adanya iklan yang relevan, publisher dapat memonetisasi konten tersebut untuk menghasilkan konten yang lebih berkualitas. Semakin relevan iklan yang ditampilkan kepada konsumen, akan semakin berharga pula bagi pemaar dan publisher.

“Pandemi mengubah preferensi orang dalam memilah konten digital. Internet terbuka menawarkan pilihan bagi konsumen untuk memilih konten yang berkualitas. Dengan begitu, publisher akan semakin menyadari nilai yang sesungguhnya dari konten yang mereka hasilkan.,” kata Moris Rusmanto, Digital Sales Director, KG Media.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related