Hackathon Sebagai Pemantik Inovasi Korporat

profile photo reporter Marketeers
Marketeers
23 Oktober 2020
marketeers article
Vector illustration in flat simple style with small characters app and software development concept people working on abstract banners with data team of computer programmers, graphic and interface designers, project managers

Artikel ini ditulis oleh Rama Mamuaya, Founder & CEO, DailySocial.id. Founder Orchestra.co.id. Director Indonesia Digital Association (IDA)

****

Belakangan ini, banyak perusahaan besar melirik hackathon sebagai salah satu aktivitas untuk mendukung program transformasi digital. Ada berbagai bank besar, perusahaan BUMN, bahkan lembaga pemerintahan yang melakukan hackathon untuk bisa berkolaborasi dengan komunitas inovasi dan mendapatkan kesempatan melihat ide-ide dan perspektif baru dari adopsi teknologi oleh pengguna. 

Selain menggandeng komunitas inovasi dari luar perusahaan, tren hackathon internal dengan menggandeng karyawan juga makin populer. Banyak perusahaan yang memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk bisa berkontribusi ide untuk perusahaan dengan harapan terbentuk kultur intrapreneurship.

Ada beberapa keuntungan bagi perusahaan yang menjalankan hackathon tersebut. Pertama, mendapatkan asupan ide segar, radikal, disruptif dan potensi bisnis baru. Kedua, memberdayakan dan penguatan tim internal (karyawan) dengan internal hackathon. Ketiga, melakukan employer branding sekaligus akuisisi talenta. Keempat, mempercepat adopsi teknologi dan feedback produk yang lebih baik. Kelima, mendapatkan PR value agar perusahaan tampil progresif dan inovatif

Banyak sekali nilai tambah dari sebuah perusahaan untuk melakukan hackathon. Tidak hanya perusahaan teknologi saja yang bisa melaksanakan hackathon. Di Indonesia, saya telah membantu perusahaan dari industri perbankan, otomotif, fast moving consumer goods (FMCG), hingga asuransi menggelar hackathon dengan efektif dan efisien.

Jadi, apa saja yang harus diperhatikan agar hackathon bisa menjadi efektif untuk mendukung program transformasi digital perusahaan, terutama di saat pandemi seperti sekarang ini?

Hackathon tidak akan langsung menghasilkan ide bisnis jutaan dolar untuk perusahaan Anda karena menyelesaikan sebuah permasalahan yang kompleks tidak bisa dilakukan dalam waktu beberapa hari. Hackathon akan menghasilkan beberapa ide awal untuk membangun sebuah solusi. Namun, membutuhkan waktu, komitmen, dan kerja keras dari partisipan. Hal ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Namun, ini merupakan proses kick off awal yang harus berjalan.

Beberapa kali saya menemukan perusahaan yang mengadakan hackathon sebagai aktivitas PR tanpa ada garis yang jelas bagaimana hackathon tersebut bisa membantu perusahaan atau memiliki kesesuaian dengan visi perusahaan. Tentu saja, hal ini tidak diharamkan ataupun ilegal, namun secara ekonomi bukan menjadi hal yang disarankan.

Hackathon adalah medium bagi perusahaan untuk menjaring ide yang datang dari perspektif komunitas (crowdsourcing). Seringkali, senada dengan perspektif pengguna/konsumen yang terabaikan oleh tim internal perusahaan. Hal ini bisa menjadi permulaan dari proses discovery untuk sebuah produk baru, efisiensi proses bisnis yang harus disejajarkan dengan visi atau obyektif dari perusahaan.

Dalam proses hackathon, biasanya penyelenggara akan membatasi para peserta melalui tema atau topik. Pemilihan tema dan topik dari hackathon inilah yang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk memastikan output dari hackathon sejajar dengan objektif yang ingin dicapai. Sangat penting bagi perusahaan untuk bisa mengkomunikasikan objektif ini dengan baik ke komunitas inovasi  atau peserta hackathon sejak awal.

Salah satu mispersepsi dari pihak korporat ketika berkaitan dengan hackathon adalah menyoal Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Banyak perusahaan mengira bahwa aplikasi atau ide yang dihasilkan oleh komunitas inovasi dalam sebuah kegiatan hackathon secara otomatis menjadi milik perusahaan sebagai penyelenggara. Lagi-lagi, hal ini tentu saja tidak diharamkan atau ilegal. Namun, hal ini akan menjadi faktor pertimbangan dan barrier tersendiri bagi komunitas inovasi ketika mereka mempertimbangkan untuk ikut berkompetisi.

Selain dari isu legal di atas, salah satu konsep yang seringkali gagal dipahami oleh perusahaan adalah collaboration is better than ownership. Ada alasan kenapa ide inovatif lebih banyak datang dari komunitas inovasi ketimbang dari perusahaan, dan alasan yang sama juga menjadi landasan kenapa ide disruptif/radikal lebih cepat berkembang sebagai entitas yang terpisah dan jauh dari birokrasi dan legacy knowledge.

Selanjutnya, proses hackathon telah selesai, ide-ide segar telah ditemukan dan inovator-inovator luar biasa telah berhasil diidentifikasi melalui proses hackathon. Kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh perusahaan setelah proses hackathon selesai adalah mengabaikan komunitas yang telah terbentuk dan tidak dipertahankan dengan baik. 

Selain sebagai sumber ide, komunitas yang telah terbentuk ini bisa menjadi talent pool yang memiliki peran signifikan ketika perusahaan ingin memperkuat jajaran talenta yang berkaitan dengan inovasi. Di sinilah, fungsi hackathon sebagai bagian dari employer branding, menjadi penting di mana brand perusahaan akan terlihat sebagai inovatif dan progresif karena diasosiasikan dengan komunitas inovator. Di kalangan marketing, hal ini dikenal sebagai branding by asssociation.

Dengan pandemi yang belum kunjung selesai, banyak perusahaan di dunia yang mulai mempertimbangkan melaksanakan kegiatan hackathon mereka secara daring. Selain pemain global, ada juga beberapa pemain lokal dengan platform teknologi yang memungkinkan perusahaan untuk melaksanakan hackathon secara daring.

Namun tidak lupa, ada beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkan ketika mengadakan hackathon secara daring, yakni reach, scale, dan measure. Dengan melaksanakan hackathon secara daring, perusahaan bisa menghemat biaya secara signifikan karena hampir 80% biaya hackathon digunakan untuk biaya acara. Tentu saja, mayoritas biaya ini akan hilang jika hackathon dilakukan secara daring. Selain menghemat biaya, hackathon daring juga berarti partisipan bisa berasal dan berpartisipasi dari mana saja di seluruh penjuru dunia. Luar biasa, bukan?

Related