Hermawan Kartajaya Beberkan Kunci Sukses Hadapi Perubahan Pasar

marketeers article
Pakar pemasaran sekaligus Founder dan Chairman MCorp, Hermawan Kartajaya. Sumber gambar: Dokumentasi MCorp.

Dunia bisnis dan pemasaran terus mengalami perubahan yang sangat cepat seiring dengan tantangan zaman. Untuk bisa bertahan menghadapi gempuran perubahan, pemasar harus cepat beradaptasi dan merespons peluang serta tantangan.

Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran sekaligus Founder dan Chairman MCorp menuturkan di tengah cepatnya perubahan tidak semua perusahaan mampu merespons perubahan ini secara efektif. Beberapa bisnis gagal mengenali dinamika pasar yang berubah, sedangkan yang lain kurang memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menyesuaikan strategi mereka dengan tepat.

BACA JUGA: Kini Saatnya Bisnis Hasilkan Diferensiasi Baru melalui Open Innovation!

Untuk itu, pengambil keputusan dalam perusahaan perlu menerapkan budaya adaptabilitas dan mendorong karyawan untuk berpikir out-of-the-box. Cara ini harus diterapkan untuk mengembangkan solusi kreatif dalam tantangan yang terus berkembang.

Entrepreneurial marketing ini sangat tepat dan relevan untuk generasi pemasar berikutnya. Dengan menggali potensi dan jiwa kewirausahaan dan profesionalisme, diyakini dapat membantu dan mendukung para pemasar muda dalam menghadapi tantangan dan kesempatan di masa depan,” kata Hermawan dalam seminar internasional bertajuk Winning In The Highly Vuca Time yang diselenggarakan oleh MarkPlus  Institute ASEAN bersama Tahira Group di Putrajaya International Convention Center, Kuala Lumpur, Malaysia, dikutip Senin (31/7/2023).

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: Budaya Punya Peran Penting dalam Marketing

Menurutnya, entrepreneurial marketing bukanlah sekadar sebuah konsep pemasaran, melainkan juga membahas konsep bisnis secara menyeluruh. Hal ini menegaskan bahwa pemasaran kewirausahaan berhubungan erat dengan strategi bisnis secara keseluruhan.

Hermawan bilang pemasar perlu memahami konsep Omnihouse Model untuk merespons cepatnya perubahan dunia bisnis dan pemasaran. Konsep tersebut terdiri dari klaster entrepreneurial yang mencakup creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL).

Lalu, ada pula klaster professionalism yang meliputi productivity, improvement, professionalism, dan management (PI-PM). Jika dibedah, konsep ini menuntut pemasar memiliki kreativitas untuk mencari ide-ide baru yang berkelanjutan.

Dalam buku Entrepreneurial Marketing yang ditulis Hermawan, kreativitas dicerminkan dari tokoh wayang Bagong yang dikenal sebagai pribadi kreatif. Setelah ide didapatkan, perlu dikombinasikan dengan inovasi yang mana seorang pemasar harus berani berinovasi dalam berbagai situasi, bahkan dalam situasi tersulit sekalipun. 

Hal ini direpresentasikan oleh tokoh Petruk. Kemudian, pemasar perlu memiliki semangat entrepreneurship dengan tujuan bisa mendapatkan peluang sebanyak-banyak untuk mengembangkan bisnis. 

Hal ini digambarkan oleh sosok Gareng yang dikenal sebagai pribadi yang piawai dalam membuka kesempatan.

“Pemasar juga perlu memiliki jiwa leadership yang baik seperti yang direpresentasikan oleh tokoh Semar. Kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan bertindak bisa menjadi jalan keluar dalam menghadapi situasi sulit,” ujarnya.

Tak hanya itu, keempat konsep tersebut perlu diperkuat dengan productivity, improvement, professionalism, dan management. Produktivitas mengembangkan produk maupun pemasaran harus terus ditingkatkan pada keadaan apapun untuk bisa bertahan.

Hermawan menggambarkan productivity dengan tokoh Nakula, dan Sadewa yang dikenal sebagai dua pribadi dengan wawasan pengetahuan yang tinggi. Lalu improvement atau pengembangan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. 

Dalam hal ini, digambarkan dari tokoh Arjuna yang dikenal sebagai pribadi konsisten dalam mengembangkan keterampilannya. Profesionalitas dari pemasar turut menentukan pula keberhasilan perusahaan dalam merespons perubahan dunia bisnis dan pemasaran. 

Pemasar harus memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sekaligus memimpin kelompoknya saat bertarung seperti yang digambarkan oleh tokoh Bhima. Terakhir, yakni management yang baik dan menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, serta bertoleransi tinggi. 

Pemasar harus selalu fokus ke depan dalam memberikan arahan dengan konsep manajemen agar tepat sasaran seperti yang dicerminkan oleh tokoh Yudhistira.

“Ada sikap proaktif yang dihadapi dalam mencari peluang bisnis, mengambil risiko, serta memiliki kemampuan dalam menjalankan operasional bisnis secara efisien. Dengan pendekatan ini, perusahaan-perusahaan dapat mengidentifikasi peluang baru, menciptakan inovasi, dan secara optimal menghadapi perubahan pasar, teknologi, dan tren bisnis untuk mencapai kesuksesan jangka panjang,” tutur Hermawan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related