Imbas Konflik Geopolitik Dunia, Harga Minyak Terkerek 6% Sepekan

marketeers article
Pengeboran minyak dan gas Pertamina. Ilustrasi: Humas Pertamina.

Harga minyak mentah dunia naik sekitar 6% selama sepakan pada penutupan perdagangan Jumat (9/2/2024). Hal ini disebabkan lantaran adanya kekhawatiran menurunnya pasokan akibat konflik di Timur Tengah yang terus memanas.

Pada pekan lalu, minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 56 sen, atau 0,7%, menjadi US$ 82,19 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) naik 62 sen atau 0,8%, menjadi US$ 76,84 per barel.

BACA JUGA: Israel Tolak Gencatan Senjata, Harga Minyak Dunia Naik

Adapun kenaikan harga minyak disebabkan oleh penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap proposal gencatan senjata Hamas pada Rabu (7/2/2024). Kenaikan tersebut mengikuti penurunan harga sebesar 7% pada pekan sebelumnya.

“Kami yakin bahwa perubahan harga yang terjadi dari minggu ke minggu seperti ini akan semakin menjadi ciri pasar minyak mentah sepanjang sisa bulan ini. Kecuali berita utama bullish dari Timur Tengah yang dapat memaksa penyesuaian neraca minyak global,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois dilansir dari Reuters, Senin (12/2/2024).

BACA JUGA: Israel-Hamas Bakal Gencatan Senjata, Harga Minyak Dunia Naik Tipis

Guna menjaga kenaikan harga, perusahaan-perusahaan energi AS pada minggu ini juga menambahkan 4 rig minyak dan gas alam menjadi 623 rig pada minggu ini.

Berdasarkan data perusahaan jasa energi Baker Hughes (BKR.O) jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Desember 2023.

Adapun produksi dalam negeri AS kembali minggu ini ke rekor tertinggi 13,3 juta barel per hari, menurut Administrasi Informasi Energi AS. Pada bulan lalu, cuaca dingin menyebabkan penutupan wilayah produksi minyak secara luas.

Sementara itu, di Timur Tengah, pasukan Israel pada hari Jumat melanjutkan serangan udara mematikan di Jalur Gaza. Pada hari Kamis, pemboman kota perbatasan selatan Rafah membantu meningkatkan harga minyak sekitar 3%.

Di sisi lain, harga minyak mentah berjangka juga didukung oleh menguatnya harga bensin dan solar karena penghentian produksi kilang di AS secara signifikan. Kenaikan tersebut terjadi secara direncanakan atau tidak akibat pengetatan pasokan di pasar.

Di AS, bensin berjangka naik sekitar 9% dalam seminggu menjadi US$ 2,34 per gallon, sementara minyak pemanas berjangka meningkat 11% menjadi US$ 2,96 per galon. Naiknya harga minyak dipengaruhi pula oleh konflik Ukraina melancarkan serangan drone terhadap dua kilang minyak di Rusia selatan pada hari Jumat.

Serangan tersebut mengakibatkan kebakaran hebat di Kilang Ilsky, Kilang Afipsky, dan di Krasnodar Krai, yang berbatasan dengan Krimea di pantai Laut Hitam dan Laut Azov.

Meski begitu, Rusia telah mengekspor lebih banyak minyak mentah pada bulan Februari daripada yang direncanakan berdasarkan kesepakatan OPEC+.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related