Ini Dia Nama-Nama Marketeer Paling Berprestasi Tahun Ini

marketeers article

Event marketing terbesar di Asia, MarkPlus Conference 2021 kembali hadir. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara tahun ini diselenggarakan pada 9-10 Desember 2020 live dari studio Marketeers TV dan disiarkan secara virtual melalui platform markplusconference.com.

Mengusung tema Transforming from Relief to Recovery, para pengusaha didorong untuk melakukan inovasi bisnis, memahami perubahan yang ada dan mencari cara beradaptasi demi pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 2021.

“Tahun 2020 ini mayoritas bisnis mengalami kerugian dan berusaha survive, meskipun ada juga yang tumbuh. Namun 2021 adalah tahun investasi dan peluang, di mana bisnis secara nasional maupun global berpotensi untuk pulih. Ada lima aspek yang bisa menjadi navigasi pada 2021, yaitu digital, human, local, global, dan balance,” ujar Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya dalam pembukaan MarkPlus Conference 2021 secara virtual pada Rabu (9/12).

Aspek digital melihat transformasi di saat pandemi, ketika banyak kegiatan beralih menjadi online. Artinya melalui digital, bisnis harus mempercepat adaptasi dan inovasi dengan memanfaatkan teknologi lainnya seperti penggunaan mesin, otomasi, sampai sistem contactless. Aspek digital tersebut harus bisa dikolaborasikan dengan aspek human, karena bisnis tidak harus selalu dilihat sebagai penghasil profit. Lebih penting lagi adalah pendekatan bisnis yang humanis.

Sementara aspek local menjadi navigasi karena bisnis yang berpeluang tumbuh adalah bisnis skala lokal, di mana bisnis berbasis komunitas dan industri rumahan kian menjamur. Namun tetap aspek global harus disiapkan, karena pandemi juga dirasakan secara mendunia. Begitu pula sebaliknya. Ketika menyasar pasar global, pemasar bisa menjadikan aspek lokal sebagai diferensiasi.

Dari keempat aspek itu –digital, human, local dan global-, terdapat satu aspek lain, yaitu balance. Yang artinya pemasar atau pebisnis harus menyeimbangkan dan mensinergikan kutub-kutub yang ada untuk menghadapi kondisi saat ini. “Harus ada sinergi, harmonisasi, serta omni, yaitu menggabungkan dua aspek berbeda,” kata Hermawan.

Hermawan menekankan bahwa dengan lima aspek tersebut, pebisnis diharapkan bisa lebih fleksibel ketika ekonomi akan mengandalkan sektor investasi pada 2021.

“Lima aspek navigasi tersebut bisa membuat bisnis fleksibel, karena kita tetap akan menghadapi ketidakpastian. Apalagi saat pandemi ini, sekaranglah waktunya berkolaborasi,” sambung Hermawan lagi.

Selain lima aspek navigasi tersebut, peserta di MarkPlus Conference 2021 mendapatkan banyak insight mengenai strategi untuk recovery pada tahun depan serta peran pemasar untuk pemulihan ekonomi nasional dari praktisi lintas industri dalam bentuk panel. Mulai praktisi dari Astra Financial, Garuda Indonesia, Antam, Blibli, AMS Indonesia, Qlue, serta perwakilan dari berbagai asosiasi di Indonesia.

MarkPlus Conference 2021 juga menghadirkan pemberian award. Seperti Marketeer of the Year 2020 yang ditujukan kepada para petinggi brand, perusahaan, atau institusi yang sepanjang 2020 berhasil menorehkan prestasi, CI-EL Medal of Distinction 2020 yaitu penghargaan kepada marketeer yang sukses menerapkan creativity, innovation, entrepreneuship, dan leadership (CI-EL), Entrepreneur Marketing Minister Award (EMMA) yaitu penghargaan kepada anggota kabinet yang melakukan CI-EL dan meletakkan landasan untuk recovery.

Terdapat 17 pemasar atau marketeer dari 16 sektor industri yang menerima penghargaan, mulai dari The Best Industry Marketing Champion 2020 serta The Industry Marketing Special Mention 2020. Dari jumlah tersebut, terdapat satu marketeer yang terpilih sebagai yang terbaik. Dia adalah CEO PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir yang meraih Marketeer of the Year 2020.

“Bio Farma punya reputasi sebagai perusahaan vaksin terbesar di Asia Tenggara, dan salah satu pemain vaksin terkemuka di dunia. Saat ini seluruh dunia membutuhkan vaksinasi COVID-19 dan Bio Farma menunjukannya dengan mengembangkan vaksin tersebut di saat hampir semua pemain vaksin dunia ingin mengamankan ketercukupan vaksinasi di negaranya masing-masing,” ujar Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya dalam MarkPlus Conference 2021, Rabu (9/12/2020) secara virtual.

“Bio Farma memiliki reputasi sebagai perusahaan vaksin terbesar di Asia Tenggara, dan salah satu pemain vaksin terkemuka di dunia. Saat ini, seluruh dunia membutuhkan vaksin COVID-19 dan Bio Farma menunjukannya dengan mengembangkan vaksin tersebut,” sambungnya lagi.

Selain berhasil tumbuh di masa sulit, kontribusi besar dalam upaya pemulihan ekonomi nasional juga menjadi parameter lain yang penting. Honesti dinilai mampu membawa Bio Farma menjadi perusahaan yang dipercaya oleh World Health Organization (WHO) untuk mendapatkan izin emergency use vaksin polio dalam waktu singkat. Reputasi ini juga yang mendorong Bio Farma kembali mengajukan izin emergency use untuk vaksin COVID-19.

Selain itu, Bio Farma menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang lolos audit Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) yang dirintis Bill Gates untuk memproduksi vaksin COVID-19. “Bio Farma bukan hanya berperan besar dalam menghadapi COVID-19 tetapi juga mengharumkan nama bangsa,” tambah Hermawan.

Proses penjurian Marketeer of the Year 2020 dilakukan di awal November 2020. Di mana setiap insan marketeer dari berbagai industri mengisi form mengenai kinerja perusahaannya dan membuat pernyataan tertulis kesediaan mengikuti semua proses tahapan penjurian. Serta menjamin keakuratan informasi yang diberikan yang kemudian diseleksi serta dinilai oleh juri pada pertengahan November.

Selain Hermawan, tim juri terdiri dari Co-Chair Panel of Judges yang dipimpin oleh Arif Yahya serta Ignasius Jonan yang pernah didapuk sebagai Marketeer of the Year, Chairman Indonesia Marketing Aassociation (IMA) YW Junardy, Sekjen IMA Taufik, dan Vice Chairman MarkPlus, Inc. Michael Hermawan. Beberapa pemenang Marketeer of the Year beberapa tahun sebelumnya juga ikut melakukan penjurian mulai dari Armand W. Hartono, Suprajarto, Johannes Loman, sampai Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) Soeparno Djasmin.

Related