Inovasi, Narasi, dan Koneksi: Tips Sukses Challenger Brand Industri F&B

marketeers article
Sumber: 123RF

Apakah Anda pernah mendengar kisah David vs Goliath? Ini merupakan narasi klasik dari Alkitab yang menceritakan tentang gembala muda yang tampak lemah bernama David yang berhasil mengalahkan raksasa bernama Goliath dalam sebuah pertempuran.

Kisah ini mengingatkan pada dinamika serupa yang sering terjadi di salah satu industri yang paling diminati, yaitu industri makanan dan minuman. Challenger brand di industri ini berani menantang perusahaan-perusahaan besar yang mendominasi pasar dengan tekad yang kuat dan strategi yang tepat. 

Dinamika ini seakan mencerminkan David yang berani menghadapi Goliath yang terkenal sebagai raksasa yang kuat. Challenger brand sendiri dikenal sebagai merek-merek yang muncul dengan berani, merebut perhatian pelanggan dan menantang kedudukan pemimpin pasar yang telah mapan. 

Merek ini tidak hanya mencakup merek kecil saja, tetapi juga dapat berasal dari merek besar yang mengadopsi pendekatan agresif. Keberhasilan challenger brand sering kali terkait dengan kemampuan mereka dalam mengombinasikan kreativitas, keberanian, dan fokus mendalam pada kebutuhan pelanggan. 

Melalui sinergi ketiga faktor tersebut, mereka mampu menciptakan terobosan yang tidak hanya membedakan mereka dari pesaing-pesaingnya, tetapi juga membentuk identitas yang khas.

BACA JUGA: 3 Jenis Challenger Brand, Di Mana Posisi Anda?

Challenger brand bukan hanya sekadar pesaing. Mereka adalah merek -merek menantang status quo industri, bahkan sering kali berusaha mengubah persepsi pelanggan terhadap suatu kategori produk tertentu.

Untuk bisa masuk ke industri makanan dan minuman yang tidak hanya memiliki persaingan sengit, tetapi juga dihuni oleh sejumlah pemain yang beragam, ada tiga aspek kunci krusial yang dilakukan oleh challenger brand. Pertama, mereka memprioritaskan inovasi sebagai senjata utama untuk menarik perhatian pasar.

Mereka biasanya masuk ke industri makanan dan minuman dengan menciptakan produk-produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi juga mengusung keunikan dan kebaruan, serta menghadirkan sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dengan pendekatan ini, mereka berhasil memikat perhatian pasar yang selalu haus akan hal baru dan berbeda.

Kedua, menciptakan narasi yang mampu membangun koneksi emosional. Di tengah kerumunan pemain dalam industri industri makanan dan minuman yang sering kali memiliki produk yang tak jauh berbeda, challenger brand harus menggali kemampuan untuk menonjol dan membedakan diri mereka dari pemain lainnya. Hal ini berhasil mereka capai dengan menciptakan storytelling yang kuat.

BACA JUGA: Fenomena David vs Goliath di Industri AMDK

Membangun cerita merek yang autentik, menggabungkan nilai-nilai yang mendalam, serta misi yang menyentuh hati pelanggan. Dengan cara ini, para challenger brand mampu menjalin ikatan emosional yang kuat dengan pelanggan, membangun daya tarik yang lebih dari sekadar produk yang beredar di pasaran.

Ketiga, membangun koneksi emosional yang kuat dengan pelanggan. Aspek ini tidak boleh diabaikan. 

Terlepas dari berkutat pada angka-angka penjualan, challenger brand akan mampu bersaing ketika mereka memiliki wawasan mendalam terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Dengan memahami hal ini, mereka mampu menciptakan hubungan yang tak hanya bersifat transaksional, namun lebih mendalam dan berkelanjutan.

Dengan tiga aspek kunci ini, challenger brand mampu bertahan dalam persaingan sengit di industri makanan dan minuman yang penuh variasi. Tidak sekadar bertahan, mereka juga bisa menempatkan diri sebagai agen perubahan yang menentang norma-norma yang ada di industri tersebut.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related