Investasi US$ 200 Juta, PepsiCo Bangun Pabrik di Cikarang

marketeers article
Peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan pabrik PepsiCo. Sumber gambar: Marketeers/Tri Kurnia Yunianto.

PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages (PepsiCo Indonesia) resmi membangun pabrik di Cikarang, Jawa Barat untuk pertama kalinya. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini menginvestasikan dana sebesar US$ 200 juta atau setara Rp 30 triliun (kurs Rp 15.238 per US$).

Pabrik tersebut dibangun di atas lahan seluas 60.000 meter persegi yang akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Rencananya pabrik ini akan memproduksi makanan ringan untuk pasar domestik, namun tidak disebutkan secara rinci berapa kapasitas produksi pabrik.

BACA JUGA: Kandungan Biji Rami Dihadirkan PepsiCo dalam Seri Rockstar Energy

Asif Mobin, Chief Executive Officer (CEO) PepsiCo menuturkan, pembangunan pabrik akan berlangsung selama dua tahun ke depan. Sehingga produksi pertama ditargetkan bisa dilakoni pada tahun 2025.

Asif bilang, sejak hari pertama beroperasi, pabrik ini akan menerapkan keberlanjutan lingkungan serta pengembangan sumber daya manusia dalam inti operasinya.

Perusahaan juga memastikan praktiknya tetap selaras dengan standar lingkungan global sekaligus menciptakan dampak sosial yang positif. Dalam operasinya, pabrik akan menggunakan 100% sumber listrik terbarukan.

BACA JUGA: Tesla Semi Lengserkan Truk Diesel di Pabrik Pepsi

Terkait pengelolaan air, PepsiCo akan menerapkan 100% pemanfaatan air daur ulang serta mengadopsi pendekatan net water positive dari hari pertama beroperasi, guna mendukung inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG) di tingkat regional.

“Rangkaian kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesiapun sejalan dengan strategi PepsiCo Positive (pep+), yang menekankan pada visi yang sama untuk pembangunan Indonesia yang berkelanjutan,” kata Asif dalam peletakan batu pertama atau groundbreaking di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023).

Menurutnya, dipilihnya Indonesia sebagai lokasi pembangunan pabrik mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya iklim berusaha yang positif bagi investor dan pelaku bisnis, serta potensi pasar yang masih terbuka.

“Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, PepsiCo sebagai salah satu perusahaan dari AS tetap berkomitmen penuh untuk berinvestasi di Indonesia, karena saat ini Indonesia masih menawarkan peluang yang sangat baik bagi investor,” ujarnya.

Sementara itu, Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengapresiasi langkah yang dilakukan PepsiCo membangun pabrik di Indonesia.

Investasi PepsiCo ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membuka jalan bagi para petani Indonesia untuk menerapkan praktik dan teknologi pertanian yang semakin baik.

Dengan keahlian global yang dipandu oleh strategi PepsiCo Positif (pep+), PepsiCo siap untuk memberdayakan petani Indonesia dengan pengetahuan tingkat lanjut tentang ketahanan dan adaptasi iklim serta teknik pertanian berkelanjutan.

Komitmen ini tidak hanya mewujudkan prinsip pertanian positif tetapi juga dapat membantu petani Indonesia dalam mengefisienkan biaya operasional dan meningkatkan keuntungan.

Beliau juga mengapresiasikan upaya pemerintah dalam menciptakan iklim berusaha yang positif bagi para investor dan pelaku bisnis. Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, PepsiCo sebagai salah satu perusahaan dari Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Bagi mereka, saat ini Indonesia masih menawarkan peluang yang sangat baik bagi investor.

Investasi PepsiCo juga merupakan bagian dari upaya hilirisasi industri di sektor makanan minuman yang akan menciptakan multiplier effect, seperti penyerapan tenaga kerja lokal, pemanfaatan bahan baku lokal, hingga pemberdayaan petani untuk praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

“Kami harap investasi ini membawa transfer knowledge dan teknologi bagi masyarakat Indonesia, serta memberi manfaat bagi masyarakat dan bekerja sama dengan pengusaha lokal serta usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) sekitar,” tutur Bahlil.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related