Jadi Tren Belanja, Live Shopping Tak Bertahan Lama?

marketeers article
Ilustrasi live selling. Sumber gambar: 123rf.

Metode pemasaran dengan cara memamerkan secara langsung produk-produk yang dijual melalui media sosial atau live shopping saat ini tengah menjadi tren. Upaya ini dinilai banyak pemasar bisa meningkatkan penjualan secara instan.

Kendati demikian, Indah Tanip, Head of Research Populix meragukan metode penjualan live shopping dalam jangka panjang. Dia menilai popularitas live shopping meroket begitu cepat sehingga dikhawatirkan dapat pula meredup dengan cepat.

BACA JUGA: Live Selling Jadi Tren, Mampu Tingkatkan Transaksi 411%

Live shopping masih dipantau bakal sustain dalam satu hingga dua tahun ke depan atau tidak, sedangkan e-commerce sudah terbukti bisa konsisten selama bertahun-tahun dan saat ini ekosistemnya semakin matang,” kata Indah dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Keraguan Indah akan keberlanjutan live shopping berdasarkan perilaku masyarakat Indonesia yang cenderung hanya mengikuti tren saja atau dengan kata lain fear of missing out (FOMO). Apalagi hal-hal yang menyangkut teknologi kekinian.

BACA JUGA: 5 Alasan Penting Tren Online Live Selling Sangat Menguntungkan!

Di sisi lain, tren belanja online yang didorong saat merebaknya pandemi COVID-19 masih akan terus berlanjut. Perilaku ini cenderung bersifat permanen lantaran kemudahan akses untuk mendapatkan barang serta pengalaman baru dalam berbelanja yang ditawarkan kepada pelanggan.

“Kami sudah mengobservasi fenomenanya setelah pandemi tidak ada pergeseran perilaku belanja yang signifikan dari online kembali ke offline. Justru saat ini semakin banyak pilihan belanja online bisa melalui perpaduan online dan offline atau belanja melalui chatting,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil riset terbaru Populix, masyarakat Indonesia lebih loyal berbelanja online menggunakan Tokopedia dibandingkan Shopee dan Lazada. Ketiga e-commerce ini merupakan preferensi utama masyarakat yang berbelanja online.

Indah menyebut sebanyak 1.005 responden berusia 18 tahun hingga 44 tahun terlibat dalam survei ini dengan kriteria merupakan pengguna internet aktif, konsumen e-commerce, dan membeli produk rumah tangga atau kesehatan dari e-commerce dalam satu bulan terakhir. Adapun survei dilakukan selama periode 10 hingga 26 Juli 2023.

“Dari ketiga e-commerce ini, Tokopedia menjadi yang paling sering disebutkan oleh responden pertama kalinya,” tutur Indah.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related