Jaga Kepercayaan, Ini 3 Cara Pertahankan Autentisitas bagi Merek

marketeers article
Ilustrasi merek. (FOTO: 123rf)

Perkembangan dunia digital mengubah lanskap pemasaran yang justru makin menantang bagi merek. Tantangannya adalah bagaimana merek tetap menonjol di tengah persaingan yang makin kompetitif.

Kini, hal terpenting bagi merek adalah autentisitas, yang menjadi penentu apakah brand tersebut akan tumbuh atau malah sebaliknya, hancur. Stackla melaporkan 88% konsumen mendukung merek yang autentik. 

Sementara itu, data Salsify menunjukkan 46% konsumen bersedia membayar lebih untuk merek yang mereka percayai. Oleh karena itu, kepercayaan menjadi dasar dari seluruh hubungan, termasuk antara konsumen dan merek.

BACA JUGA: Auntentisitas, Cara agar Influencer Marketing Lebih Berdampak

Kepercayaan membantu merek membangun hubungan dan memperoleh loyalitas dari pelanggannya. Namun, banyak merek atau perusahaan sering melakukan skandal dan berbagai kesalahan sehingga mengikis kepercayaan konsumen.

Harus diakui, tingkat kepercayaan pelanggan terhadap merek tidak lagi seperti dulu dengan tumbuh suburnya informasi hoax hingga orientasi brand yang selalu mengejar keuntungan. Edelman menemukan 30% konsumen percaya bahwa banyak perusahaan menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan.

Lantas, bagaimana merek bisa membangun kepercayaan di dunia digital dan bisa tetap autentik? Menumbuhkan dan mempertahankan autentisitas merek itu sulit dan setiap brand akan melakukan berbagai hal untuk mengoptimalkannya. 

BACA JUGA: HK: Kejar Target Keberlanjutan, Demarketing Bakal Jadi Tren Pemasaran

Dikutip dari Entrepreneur, ada tiga langkah bagi merek untuk memulainya:

1. Tetapkan Batasan

Merek yang dapat dipercaya tetap berada di jalur bisnisnya. Brand yang telah mengetahui target pasar dan berkomitmen atas bisnisnya bisa membantu dalam membangun kepercayaan konsumen.

Menetapkan batasan untuk merek Anda tidak hanya membantu menjelajah dunia digital, tetapi juga memfokuskan waktu dan sumber daya Anda pada hal-hal yang penting. LEGO memahami hal ini sejak awal dengan menetapkan batasannya dalam filosofi permainan.

Merek ini berfokus terhadap dampak: menciptakan mainan yang mempersiapkan anak untuk kehidupan. Filosofi ini melampaui produk yang mereka hasilkan. Bahkan, badan amalnya, LEGO Foundation, didirikan dengan misi memberdayakan anak-anak untuk menjadi pembelajar seumur hidup.

BACA JUGA: 7 Cara Bisa Tahu Email Marketing Berhasil

Namun, perlu diingat, batasan-batasan itu dimaksudkan sebagai panduan, bukan restriktif. Gunakan batasan-batasan ini untuk mendukung upaya pemasaran hingga keputusan bisnis. 

Andalkan batasan-batasan tersebut untuk melembagakan pedoman tentang bagaimana staf berinteraksi dengan konsumen di saluran media sosial.

2. Bangun Kredibilitas

Kredibilitas membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibangun, dan juga bisa hilang seketika. Transparansi sangat membantu, terutama dalam menjelaskan merek Anda. 

Banyak perusahaan baru mengajak para pelanggan untuk mengenal lebih dekat merek. Pastikan merek Anda memiliki nilai-nilai baik dan punya autentisitas sehingga bisa mendorong promosi dari mulut-mulut dan membangun kepercayaan konsumen.

Meski kredibilitas berhasil dibangun, Anda tidak boleh berhenti begitu saja. Konsumen dengan mudah melakukan pencarian di Google untuk mengetahui apakah Anda tidak jujur atau memelintir cerita untuk keuntungan Anda.

Begitu pelanggan melihat merek Anda sudah amat berlebihan, mereka akan mempertanyakan setiap langkah yang Anda ambil ke depannya. Oleh karena itu, jaga agar pesan Anda bebas dari kebohongan dan jangan pernah menghindari fakta. 

Jika Anda tidak yakin bagaimana konsumen memandang merek Anda, pantau media sosial. Lakukan survei dan adakan focus group discussion (FGD). Cari tahu apa yang dianggap penting oleh pelanggan.

3. Bersikaplah Konsisten

Konsistensi adalah salah satu ciri khas autentisitas dan ini memerlukan lebih dari sekadar branding visual. Apa pun salurannya, semua pesan dari bisnis Anda harus selaras dengan identitas, misi, dan nilai-nilai merek Anda. 

Jika tidak, ketidakpercayaan atau bahkan kecurigaan akan segera muncul. Bronner’s adalah contoh yang sangat tepat tentang bagaimana sebuah merek membawa konsistensi ke tingkat yang lebih tinggi.

Pendirinya percaya bahwa menciptakan produk yang memiliki dampak positif terhadap orang-orang dan komunitas yang lebih besar merupakan nilai yang harus dimiliki merek. Prinsip-prinsip ini bukan hanya kata-kata atau slogan, tetapi harus menjadi fondasi bisnis.

Yang harus diingat, konsistensi dan kemampuan beradaptasi tetap bisa berjalan berdampingan. Sekalipun ada perubahan arah bisnis, pastikan Anda tetap memperhatikan basis pelanggan Anda. Visi-misi merek Anda ke pelanggan harus tetap menjadi acuan utama.

Bagaimanapun, untuk memperoleh kepercayaan konsumen, merek tidak boleh berhenti, melainkan tetap autentik dan memberikan nilai-nilai positif. 

Editor: Ranto Rajagukguk

Related