Jaga Kualitas Jadi Kunci Eksistensi Krispy Kreme di Indonesia

marketeers article
Krispy Kreme merayakan hari jadi ke-16 hadir di Indonesia. | Foto: Krispy Kreme

Krispy Kreme merayakan hari jadi yang ke-16 pada 30 Agustus lalu. Perayaan ini menandai kehadiran perdana merek donat tersebut di Indonesia. Tahun 2006, mereka membuka gerai pertamanya di Pondok Indah Mall 2.

Dan, Krispy Kreme ingin terus memperkuat posisinya sebagai donat kesukaan masyarakat. Mereka berusaha menjaga citra sebagai merek yang menyajikan donat segar setiap harinya.

“Fakta bahwa Krispy Kreme telah hadir selama 16 tahun menunjukkan kuatnya posisi kami di pasar. Kami juga melihat konsumen Indonesia menyukai produk kami. Kami terus mengutamakan kualitas dibandingkan dengan kuantitas,” jelas Anthony Cottan, Presiden Direktur PT Map Boga Adiperkasa Tbk.

Lebih lanjut, Anthony menjelaskan inilah yang membuat mereka hanya ada di Jakarta dan sekitarnya dengan 33 gerai. Sejak awal kehadirannya, cita rasa dari produknya pun tetap dipertahankan serta disesuaikan dengan selera masyarakat.

Krispy Kreme merupakan merek yang hadir sejak tahun 1937 dan didirikan oleh Vernon Rudolph. Ia merupakan orang yang menciptakan resep donat Original Glazed yang hingga kini diminati banyak orang.

Untuk pasar Indonesia, mereka tidak hanya menghadirkan donat rasa orisinal. Perusahaan telah melakukan beragam inovasi. Salah satunya menjali kerja sama eksklusif dengan sejumlah merek seperti Khong Guan dengan menu rasa onde-onde dan kue putu pada Hari Kemerdekaan.

“Kualitas akan selalu menjadi prioritas utama kami. Untuk memberikan pengalaman makan donat yang menyenangkan dan penyajian yang khas, setiap donat kami buat segar setiap hari,” tutur Avilia, Brand Manager Krispy Kreme.

Ia menambahkan bahwa saat ini, mereka memiliki dua pabrik yang terletak masing-masing di Bekasi dan Tangerang Selatan. Keduanya memproduksi donat setiap hari untuk didistribusikan ke seluruh gerai. Untuk pengalaman terbaik dalam menikmati donat segar setiap hari, kedua lokasi ini menjadi tulang punggungnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related