Jokowi Tawarkan Investasi Pembangunan IKN US$ 25 Miliar ke Australia

marketeers article
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sumber gambar: Setpres.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Australia untuk memperluas potensi kerja sama. Dalam kunjungan tersebut, kepala negara melakukan pertemuan dengan direktur utama perusahaan-perusahaan swasta.

Jokowi mengatakan salah satu sektor yang potensial untuk investasi yakni pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebab, wilayah tersebut akan dibangun dengan konsep kota pintar berbasis hutan dan alam mulai dilakukan.

BACA JUGA: Jokowi Ungkap 345 Juta Orang Terancam Kelaparan pada Tahun 2023

Dia bilang peluang investasi pada beberapa sektor di IKN terbuka lebar bagi para investor. 

“Nilai investasinya capai US$ 25 miliar yang sangat terbuka, baik di sektor pendidikan, kesehatan, energi, dan lainnya,” kata Jokowi melalui keterangannya, Selasa (4/7/2023).

Menurutnya, kedua negara merupakan mitra terbaik untuk menanamkan modal di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Dia menekankan ada beberapa sektor yang sangat potensial mendapatkan investasi.

BACA JUGA: Mengintip Cara Unik Jokowi Berdiplomasi pada KTT ASEAN 2023

Sektor prioritas pertama yakni dalam bidang hilirisasi industri. Kepala negara menuturkan Indonesia dan Australia memiliki potensi besar untuk berintegrasi dalam mengembangkan industri baterai mobil listrik.

“Indonesia sudah targetkan untuk mulai produksi baterai electric vehicle (EV) tahun depan, serta produksi 1 juta mobil listrik dan 3,2 juta motor listrik di tahun 2035,” tuturnya.

Selain itu, Jokowi menyebut Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi hijau. Indonesia memiliki potensi besar sebanyak 434 gigawatt dalam bidang energi baru terbarukan dari angin, air, panas bumi, biofuel, dan surya.

“Saat ini tengah dibangun 30 ribu hektare green industrial park,” ujarnya.

Terakhir, pada sektor pendidikan dan kesehatan, Jokowi meyakini potensi investasi bagi para investor juga sangat tinggi. Hal ini tercermin dari jumlah penerimaan mahasiswa, meningkat sekitar 20% setiap tahunnya.

“Lalu, hampir 2 juta orang Indonesia, masih pergi berobat di luar negeri. Sebuah peluang besar bagi investasi di bidang ini,” katanya.

Editor: Ranto Rajagukguk

    Related