J&T Express: Digitalisasi Menggeser Perilaku Konsumen

marketeers article
Kampanye #BUCINSAMAJNT J&T Express (Foto: J&T Express)

Industri logistik, khususnya pengiriman express kian terdigitalisasi. Hal ini membuat para pelaku bisnis di dalamnya saling berlomba untuk dapat unggul di tengah persaingan yang juga kian ramai. Tak terkecuali bagi J&T Express.

“Kami melihat industri ini sudah semakin mengarah ke digitalisasi sistem. Perkembangan ini mendukung proses bisnis ke internal perusahaan maupun eksternal dalam hal pelayanan ke pengguna. Secara keseluruhan, digitalisasi ini akan lebih berpengaruh pada efektivitas dan efisiensi bisnis,” ujar Brand Manager J&T Express Herline Septia kepada Marketeers melalui wawancara tertulis.

Di tengah kondisi ini, kondisi bisnis J&T Express dilaporkan masih tetap stabil seiring dengan peningkatan layanan yang terus dikembangkan. Di sini, operasional J&T Express tetap berjalan normal.

BACA JUGA: Diwarnai Pemilu, J&T Cargo Optimistis Industri Logistik Tetap Tumbuh

Melalui pilihan layanan pengiriman yang tersedia, perusahaan dapat melayani pengiriman rata-rata 3 juta paket per hari.

Performa ini juga didorong dengan pergeseran konsumsi masyarakat. Herline melihat, setelah melewati masa pandemi yang cukup menantang, perilaku konsumen kini banyak beralih ke transaksi digital hingga memengaruhi pilihan layanan pengiriman.

“Layanan pengiriman regular (EZ) masih paling banyak dipilih pelanggan. Layanan J&T Super juga cukup banyak diminati khususnya pengiriman dalam kota. Untuk performa saat ini, dominan dari pengiriman e-commerce, di luar itu ada namun tidak terlalu signifikan,” ungkap Herline.

Permintaan konsumen pun dijawab perusahaan yang diperkuat dengan lebih dari 1.700 armada dengan 50 ribu kurir di seluruh Indonesia. Kapasitas ini dikerahkan untuk mendukung pelayanan pengiriman antarkota, antarprovinsi dan lintas pulau.

Secara terperinci, perusahaan menyebut pengiriman paket dalam kota sekitar bisa menyumbang sekitar 23%. Sementara, untuk antarkota cenderung lebih besar permintaan pengirimannya sekitar 77%, serta untuk pengiriman antarpulau 24%.

Dari angka ini, destinasi pengiriman kota terbesar, di antaranya Jakarta, Surabaya, Bekasi, Cibinong, Malang, Denpasar, Balaraja, Bandung, Medan, dan Sidoarjo.

BACA JUGA: Kampanye J&T Express Perkuat Customer Engagement di 5 Kota

Bicara channel penjualan, Drop Point channel masih mendominasi dengan 11 juta pemesanan per hari. Disusul pemesanan melalui mobile apps sekitar 3 juta pemesanan dan melalui website mencapai 48 ribu pemesanan per hari.

Rencana Ekspansi

Tak hanya di Indonesia. Saat ini fokus perusahaan adalah melakukan pengembangan layanan di banyak negara. Hingga tahun 2023, J&T Express sudah melakukan ekspansi di ke 13 negara termasuk Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, China, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Meksiko, Brazil, dan Mesir.

“Untuk menjaga eksistensi, kami terus berupaya membangun brand awareness dengan melihat demografi, minat, dan kebutuhan pelanggan potensial yang bisa didapat. Selain itu, berbagai campaign maupun aktivasi juga kami jalankan dan terbukti mampu meraih sejumlah penghargaan hingga menjadi top of mind di Masyarakat,” tutup Herline.

Related