Kata.ai: Penggunaan Chatbot Turunkan Biaya Operasional 70%

marketeers article
Customer service and support live chat with chatbot and automatic messages or human servant. Assistance and help with mobile phone app. Automated bot and robot. Smartphone helpdesk for feedback cell.

Perusahaan rintisan (startup) kecerdasan buatan, Kata.ai mengklaim penggunaan chatbot mampu menurunkan biaya operasional hingga 70%. Layanan ini juga dapat memberikan kepuasan pelanggan yang lebih baik dibandingkan dengan layanan konvensional.

Irzan Raditya, CEO dan Co-Founder Kata.ai mengungkapkan, merebaknya pandemi COVID-19 membuat chatbot semakin digandrungi oleh pengusaha dalam memberikan pelayanan pelanggan. Pasalnya, semua pelanggan dapat menerima layanan setiap saat.

“Berdasarkan riset yang kami miliki, beberapa customer yang sukses menerapkan teknologi chatbot dari sisi biaya operasional mereka bisa berhemat sampai 70%. Ini angkanya lumayan absolut setelah kami melakukukan riset pada puluhan pelanggan Kata.ai,” ujar Irzan dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Menurutnya, dengan efisiensi operasional yang begitu besar, ke depan pengembangan teknologi chatbot akan semakin massif dilakukan. Apalagi, perilaku baru telah terjadi selama merebaknya wabah dengan peralihan menuju layanan online.

Meski diperlukan modal tambahan dalam mengembangkan chatbot, namun hal itu tidak menjadi kendala apabila mempertimbangkan keuntungan yang didapatkan. Irzan mencontohkan, penggunaan teknologi chatbot banyak digunakan pada industri jasa keuangan dan saat ini sebagian besar telah memiliki bank digital.

“Bisa dilihat sekarang sudah menjadi tren adanya digital banking atau neobank. Saat ini sudah tidak ada lagi kantor cabang atau pendaftaran secara manual, semuanya sudah online. Hal yang sama dengan chatbot mendorong adopsi digital customer tuch point melalui aplikasi yang sering dipakai setiap harinya,” ujarnya.

“Kemudian, ada percepatan pertumbuhan percakapan yang diproses oleh Kata.ai ketika pandemi itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi. Ini menandakan bahwa demand-nya sangat besar dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi pelanggan serta yang melayani bisnis,” tambahnya.

Lebih lanjut, Irzan menjelaskan, serapan industri di Indonesia terhadap chatbot terlihat semakin terakselerasi dengan menyasar pada berbagai layanan. Adapun penggunaannya sebagian besar diperuntukkan bagi customer service sebanyak 71% diikuti oleh asisten virtual sebesar 12%.

“Rerata industri di Indonesia mampu mengolah 20 ribu sampai 30 ribu pengguna aktif setiap bulannya. Contohnya, chatbot IM3 milik Indosat Ooredoo Hutchison merupakan salah satu chatbot tersibuk dengan melayani 46.000 user setiap harinya dengan total pengguna aktif yang mencapai satu juta per bulannya,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related