Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari Pemasar, Simak Ulasannya!

marketeers article
Ilustrasi hubungan dengan pelanggan melalui penjualan. Sumber gambar: 123rf.

Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran sekaligus Chairman M Corp mengungkapkan peran tenaga pemasar sangat penting dalam menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. Kendati demikian, ada berbagai kebiasaan buruk oknum-oknum pemasar yang justru mempersulit diri untuk melakukan penjualan.

Hermawan bilang dalam bukunya bertajuk Grow Your Sales, Wow Your Service ada dua profesi yang paling tidak dipercaya masyarakat pada umumnya. Pertama adalah politikus yang sering mengumbar janji dan kedua adalah tenaga pemasaran yang tidak berintegritas.

“Sebenarnya kita tidak heran karena banyak sekali tenaga penjualan yang menghalalkan semua cara, bahkan memaksa pelanggan untuk membeli produk yang tidak dibutuhkan, belum lagi, ada banyak konsumen yang kecewa karena janji tenaga penjual sering kali tidak sesuai dengan kenyataan,” tulis Hermawan, dikutip Selasa (10/1/2023).

BACA JUGA: The Future of Entrepreneurship

Dengan maraknya berbagai kasus yang melibatkan tenaga pemasar, tentu menjadi tantangan tersendiri karena buruknya reputasi tenaga penjual yang berdampak buruk pada profesi. Alhasil, pelanggan akan makin sulit untuk diyakinkan pada produk yang dijual.

Selama lebih dari 30 tahun berkecimpung dalam dunia konsultasi pemasaran, dia mencatat berbagai kebiasaan buruk tenaga pemasar. Sebagian di antaranya memang tidak berpengaruh terlalu buruk, tapi sebagian justru memberikan risiko besar pada reputasi perusahaan. Lantas, apa saja kebiasaan yang dimaksud?

Tidak Ada Produk yang Sempurna

Sebagian tenaga penjual cenderung fokus pada sisi positif produknya saja. Mereka sering kali hanya menceritakan keunggulan produknya dibandingkan dengan para pesaingnya. Cara ini dulu memang berhasil meyakinkan konsumen, namun kini sudah tidak efektif lagi.

BACA JUGA: Pahami Elemen Proses di Pemasaran untuk Ciptakan Customer Value

Di era transparansi yang begitu pesat, pelanggan dapat mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk sebelum membeli suatu produk. Dengan mengatakan produknya paling sempurna di antara pesaing, justru malah para pemasar sulit meyakinkan pelanggan. 

Tidak ada produk yang sempurna, apalagi melibatkan peran manusia dalam menyampaikan produk.

Janji Kecil Bermakna Besar

Kebiasaan buruk lainnya yang kerap dijumpai tenaga pemasar adalah janji-janji kecil yang memberikan makna besar atau berlebihan. Kebanyakan pemasar sering kali mengumbar begitu banyak janji kepada pelanggan. 

Hal ini dilakukan dengan harapan semakin banyak janji yang diberikan, maka pelanggan pun akan makin yakin mengambil keputusan pembelian. Kendati demikian, cara seperti itu justru menjadi boomerang bagi tenaga pemasar tersebut. 

Pasalnya, pelanggan akan terus mengejar janji-janji yang ditawarkan para pemasar. Dengan demikian, para pemasar perlu membiasakan diri memenuhi komitmen yang telah dijanjikan, baik itu besar maupun kecil dan bertekad untuk memenuhinya.

Jangan Sepelekan Hal Kecil

Pada zaman sekarang, saat perkembangan dunia digital begitu pesat kerap kali masyarakat mendengarkan slogan-slogan unik dari perusahaan atau tenaga pemasar. Variasinya bisa beraneka ragam, seperti misalnya “Pelayanan Spesial untuk Anda”, “Terbaik untuk Anda”, dan lain sebagainya. 

Pada dasarnya, semua slogan itu memiliki inti yang sama, yaitu menempatkan pelanggan menjadi orang yang sangat penting. Begitu banyaknya slogan tersebut, sehingga membuat para pelanggan justru menjadi bosan. 

Sebenarnya, perusahaan atau pemasar tidak perlu membuat slogan yang terkesan berlebihan. Hanya saja, mereka perlu menunjukkan tindakan-tindakan kecil yang konsisten.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related