Kenali Mitos vs Fakta dari Stereotipe Gender Konsumen Indonesia

marketeers article
stereotipe gender | sumber: 123RF

Isu antara laki-laki dan perempuan mengandung banyak mitos dan stereotipe gender yang terus berkembang di tengah masyarakat. Namun, dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa tidak semua mitos dan stereotipe gender tersebut mutlak benar adanya. Perlu kita telusuri dan cari tahu bagaimana fakta sebenarnya.

Berbagai stereotipe ini dijelaskan lebih dalam melalui penelitian mengenai stereotipe gender yang dilakukan oleh Snapcart berdasarkan kebiasaan, hobi, hal-hal kesukaan pria dan perempuan. 

Penelitian yang melibatkan 2.024 responden Indonesia (50% laki-laki dan 50% perempuan) pada Mei 2023 ini, menunjukkan bahwa benar adanya jika stereotipe gender telah berkembang di masyarakat.

Faktanya pun banyak yang berbeda, mulai dari kriteria hobi, selera, hingga perilaku berbelanja yang ternyata tidak sepenuhnya benar. 

Sebagai contoh, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perempuan Indonesia selalu terobsesi dan mengidam-idamkan warna kulit cerah, putih, dan bersih, sedangkan pria Indonesia seringkali kurang peduli dengan bagaimana penampilan mereka.

Dari hasil beberapa studi yang dilakukan Snapcart mendapatkan hasil yang mencengangkan. Snapcart menyebut bahwa gender laki-laki cenderung memiliki ekspektasi dan harapan untuk dapat memiliki kulit yang cerah dan bercahaya setelah melakukan berbagai skin care treatment dibanding perempuan. 

BACA JUGA: Hidup Bahagia dengan Gaya Hidup Minimalis, Apa Saja Manfaatnya?

Di bidang lainnya, stereotipe gender yang berkembang di masyarakat adalah otomotif dan teknologi lebih banyak dimiliki oleh laki-laki. Namun, fakta menyebutkan bahwa itu adalah mitos. Pembeli kendaraan, produk teknologi, dan alat-alat perbengkelan jauh lebih banyak didominasi oleh perempuan.

Sumber: Snapcart (Mei 2023)

Dari sudut pandang lain, pemilik kendaraan pribadi dan pengendara otomotif lebih didominasi oleh laki-laki. Namun, ternyata sebesar 89% perempuan lebih memilih untuk memiliki dan mengendarai sepeda motor matic, sedangkan laki-laki hanya 73% saja..

Selain itu, perempuan juga disebut cenderung lebih memilih untuk membeli dan mengendarai model mobil yang identik “jantan”, seperti sedan dengan persentase 26%, sedangkan laki-laki hanya 23%.

Bahkan persentase antara jumlah perempuan dan laki-laki yang memiliki mobil bergaya sporty adalah seimbang, yaitu sama-sama sebesar 6%.

Fakta konsumen fesyen dan gaming

Sumber: Snapcart (Mei 2023)

Berpindah ke industri fesyen dan gaming, fakta menarik yang ada bisa menjjadi informasi yang tepat bagi Anda yang perlu menganalisis perilaku konsumen.

Tak dipungkiri lagi jika hampir semua orang akan berpikir bahwa perempuan akan cenderung lebih banyak berbelanja dibanding laki-laki. Namun, fakta yang diberikan Snapcart menepis hal tersebut.

Snapcart menyebutkan bahwa persentase laki-laki dan perempuan yang sering berbelanja adalah sama, yaitu masing-masing 12% dengan lebih dari dua kali dalam sebulan.

Mitos gender ini tidak hanya menjangkau intensitas berbelanja, tetapi juga hingga selera fesyen. Snapcart mengemukakan bahwa saat ini pakaian semi formal, seperti kemeja, tuxedo, hingga blazer kini tidak hanya disenangi oleh laki-laki, tetapi juga perempuan. 

Perempuan yang menyukai kemeja sebesar 20% dan laki-laki 19%. Untuk pakaian semi formal lain, seperti blazer dan tuxedo disenangi oleh laki-laki sebesar 5% dan perempuan 4%. Data menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau berimbang.

Di sisi lain, model pakaian berwarna cerah, seperti merah muda, kuning, dan ungu ternyata tidak lagi disukai oleh kaum perempuan saja, tetapi laki-laki juga ingin tampil eksis dengan warna tersebut. Bahkan pada penelitian Snapcart menyebutkan laki-laki yang menyukai bright color sebanyak 16% dan perempuan sebanyak 15%.

BACA JUGA: Minimalist Lifestyle: Jadikan Hidup Lebih Bermakna, Begini Caranya!

Untuk aktivitas gaming, fakta jelas menggambarkan bahwa gender laki-laki lebih sering bermain game dibanding perempuan, namun responden yang dimiliki Snapcart mengaku bahwa perempuan yang bermain game juga memiliki intensitas bermain sesering laki-laki. 

Data penelitian Snapcart menyebut bahwa 30% laki-laki bermain sangat sering dan 26% perempuan pun demikian. Data tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu signifikan dan hampir mengimbangi.

Bahkan, saat ini kita sudah tidak bisa lagi mengklaim suatu game hanya dapat dimainkan oleh laki-laki atau perempuan saja. Data berkata jika permainan yang biasa dimainkan laki-laki juga bisa dimainkan oleh perempuan dan laki-laki pun mengakui juga jika mereka sering memainkan permainan perempuan. Fakta yang menarik, bukan?

Sebagai contoh, permainan online seperti memasak, dress up, dan dekorasi identik dikaitkan dengan permainan perempuan. Faktanya, permainan ini dimainkan oleh 20% perempuan dan 19% laki-laki. Untuk permainan kartu, seperti remi dan UNO identik dengan permainan laki-laki, namun ternyata hanya dimainkan oleh 3% laki-laki dan didominasi oleh 14% perempuan.

Sumber: Snapcart (Mei 2023)

Keputusan investasi

Untuk segi kebiasaan finansial seperti investasi, sebagian besar stereotip gender yang ada adalah benar. Contohnya adalah mayoritas investor adalah laki-laki dan perempuan cenderung berhati-hati dalam mulai berinvestasi. 

Hal yang menjadi mitos gender pada bidang investasi adalah laki-laki disebut lebih suka berinvestasi dalam jangka pendek dan perempuan untuk jangka panjang. Namun, faktanya adalah sebaliknya, laki-laki cenderung pada investasi jangka panjang dengan persentase 45%, sedangkan perempuan 36%. Untuk investasi jangka pendek didominasi oleh perempuan sebesar 64% dan laki-laki 55%. 

Hasil penelitian Snapcart ini jelas akan sangat berguna bagi Anda para pegiat pemasaran yang ingin mencoba berempati dengan calon pelanggan. Kenali karakteristik mereka dan mulailah membuat produk yang paling sesuai dengan selera pelanggan Anda, baik laki-laki maupun perempuan. 

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

BACA JUGA: Snapcart Ungkap Fakta Vegetarian dan Vegan Lifestyle di Indonesia

Related