Kolaborasi PT PGN dan PT PIM Dorong Penurunan Emisi Karbon

marketeers article
penurunan emisi

PT Perusahaan Gas Negara Tbk selaku Subholding Gas Pertamina bekerja sama dengan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) untuk mewujudkan hilirisasi pengembangan gas bumi yang ramah lingkungan yaitu blue ammonia.  Langkah ini dilakukan oleh kedua pihak agar dapat mewujudkan rencana penurunan emisi karbon.  Keduanya telah menandatangani Nota Kesepahaman yang diwakili oleh Heru Setiawan selaku Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN dan Budi Santoso Syarif selaku Direktur Utama PIM pada Kamis (24/2/2022).

Di dalam laporannya, Heru menyatakan bahwa pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan PIM dalam melakukan kajian bersama dalam rangka hilirisasi gas bumi dan pengembangan bisnis berbasis gas (C1) yang ramah lingkungan agar dapat melakukan penurunan emisi karbon, terutama terkait bisnis Blue Ammonia.

Blue Ammonia merupakan sebuah ammonia yang diproses melalui tahapan Carbon Capture Storage (CCS) pada saat memproduksi H2, sehingga mudah ditransportasikan, lebih ramah lingkungan, dan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar power plant atau sektor transportasi.  Sinergi ini sejalan dengan rencana Indonesia yang memiliki target untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29% dan menuju net zero emission sebelum tahun 2060.

“Pertamina Group bersama PIM, BUMN, dan mitra bisnis lainya berupaya menyusun rencana bisnis yang terintegrasi mencakup seluruh potensi bisnis yang ada agar bisa merealisasikan kerja sama melalui pemanfaatan energi dengan tingkat emisi yang lebih rendah. Hal ini sejalan dengan salah satu isu prioritas dari tiga isu utama KTT G20, termasuk peran gas bumi dalam transisi energi,” lanjut Heru, yang dimuat dalam laman resmi Pertamina.

Sementara Budi mengungkapkan, PIM memiliki salah satu rencana dalam mewujudkan penurunan emisi karbon, yaitu mengembangkan Blue Ammonia di lahan IMIA. Pihaknya akan menggandeng PGN sebagai penyedia gas bumi dan infrastruktur gas untuk Pabrik Ammonia baru. PIM akan menyediakan lahan dan utilitas untuk operasional pabrik, serta mengoperasikan pabrik Blue Ammonia karena pengalaman panjang PIM dalam pengoperasian pabrik pupuk.

Setelahnya, karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di pabrik ammonia akan diproses lebih lanjut dalam bentuk CCS (Carbon Capture Storage) atau CCUS (Carbon Capture Utilization Unit), sehingga Ammonia yang diproduksi menjadi Blue Ammonia.

“CO2 yang dihasilkan akan diinjeksikan ke sumur oil and gas untuk menambah tonase oil recovery.  Dengan menyimpan CO2 di bawah tanah, dapat menjadi enabler untuk peningkatan produksi migas. Hal ini berpotensi meningkatkan profit PGN maupun PIM,” tutup Budi.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related