Melihat Lanskap dan Tren OOH di Indonesia

marketeers article
Sumber: 123rf

Industri media luar ruang atau out-of-home advertising (OOH) di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam waktu tiga tahun terakhir, data yang telah dikumpulkan Stickearn, perusahaan teknologi media luar ruang menyoroti gambaran industri yang sangat holistik.

Dari total 27.000+ aset yang tercatat dalam sistem, sekitar 4,4% di antaranya merupakan aset digital, sedangkan sisanya masih bersifat statis. Meskipun demikian, digitalisasi ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam transformasi industri, terutama di beberapa provinsi seperti Jawa Barat dan Jakarta.

“Di Jawa Barat sendiri, terdapat sekitar 6.000-8.000 aset, sementara di Jakarta hampir mencapai 4.000 aset, dengan sekitar 15% di antaranya adalah billboard digital,” kata Garry Limanata, COO, Co-Founder Stickearn dalam konferensi pers peluncuran Playlog di Jakarta Pusat, Jumat (23/02).

BACA JUGA: StickEarn Kenalkan Playlog, Solusi Baru dalam Periklanan Luar Ruang

Analisis ini menunjukkan sebagian besar iklan OOH terfokus pada kategori-kategori, seperti iklan politik, properti, makanan, dan minuman. Bahkan, dari beberapa merek teratas yang dilacak, sebagian besar masih didominasi oleh iklan rokok dan partai politik. 

“Namun, ada potensi besar untuk meningkatkan berbagai strategi kreatif dan komunikasi untuk meningkatkan tingkat okupansi dan mencapai target 100% okupansi,” ucapnya.

Tantangan dan Peluang

Meskipun terdapat pertumbuhan yang positif dalam industri OOH, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah gap antara jumlah billboard yang tersedia dengan permintaan yang sebenarnya.

Hal ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih terukur dan efisien dalam mengelola pasokan dan permintaan. Standardisasi pengukuran juga menjadi kunci dalam meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam industri.

Sementara itu, Indonesia masih memiliki pangsa pasar yang relatif kecil dalam pengeluaran iklan OOH, hanya sekitar 1,5% hingga 2% dari total pengeluaran iklan secara keseluruhan. Untuk mencapai pangsa pasar yang lebih signifikan, perlu adanya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan industri ini.

BACA JUGA: Broadsign: OOH Statis Masih Jadi Masa Depan Periklanan

“Melalui standardisasi pengukuran, kolaborasi antar asosiasi, dan inovasi dalam strategi pemasaran, Indonesia dapat mengambil langkah menuju mencapai target pangsa pasar yang lebih besar, seperti yang telah dicapai oleh beberapa negara lain,” kata Garry.

Kesimpulannya, dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada, industri OOH di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang dan meningkatkan kontribusinya dalam ranah iklan dan pemasaran. Dengan kerja sama antara pemangku kepentingan industri, penerapan praktik terbaik, dan adaptasi terhadap tren dan teknologi baru, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu pasar yang menjanjikan dalam industri OOH.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related