Melihat Perkembangan Vaksin HIV, Sudahkah Tersedia?

marketeers article
Ilustrasi pegembangan vaksin HIV (Foto: 123rf)

Hari ini, Sabtu 18 Mei diperingati sebagai Hari Kesadaran Vaksin HIV Sedunia. Peringatan yang kali pertama digalakkan pada 1998 ini rupanya lahir dari pidato kelulusan mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, di Morgan State University setahun sebelumnya.

Momen tersebut bertujuan menekankan perlunya vaksinasi untuk mencegah serta memerangi penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV). Termasuk, mendukung penelitian vaksin demi mencegah penyebaran penyakit ini.

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini belum ada vaksin HIV yang berhasil disetujui untuk penggunaan umum. Sejauh ini, penelitian dan pengujian vaksin HIV eksperimental masih terus berlangsung.

BACA JUGA: Ketahui 3 Hal Ini sebelum Vaksin HPV

Lantas, bagaimana perkembangan penelitian vaksin ini? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari laman Halodoc:

Penelitian Pertama HIV

Selang tiga tahun setelah penyakit HIV ditemukan, yakni pada 1987, uji klinis vaksinnya pun kali pertama dimulai oleh National Institutes of Health (NIH) di Maryland. Uji coba ini melibatkan 138 sukarelawan yang terbukti sehat dan negatif HIV. 

Sayangnya, vaksin subunit gp160 tidak menunjukkan dampak yang signifikan dalam mencegah atau mengobati HIV. Ada beberapa alasan yang melandasi sulitnya menaklukan penyakit ini, salah satunya sistem imun manusia tidak pernah berhadapan dengan virus seperti HIV.

Vaksin biasanya dibuat untuk meniru reaksi kekebalan orang yang pulih, namun hampir tak ada orang yang sembuh setelah tertular HIV. Karena itulah, tidak ada reaksi kekebalan yang dapat ditiru oleh vaksin.

Vaksin Profilaksis dan Terapi

Terlepas dari kendala pembuatan, para peneliti terus berusaha menemukan vaksin. Ada dua jenis utama vaksin yang dikembangkan: profilaksis untuk pencegahan, dan terapeutik untuk pengobatan.

BACA JUGA: Mengenal Sindrom TTS, Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Langka

Sebagian besar vaksin bersifat profilaksis, yang berarti mencegah seseorang terkena penyakit. Sedangkan, vaksin terapeutik dianggap sebagai pengobatan yang dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. 

Adapun beberapa jenis vaksin yang sedang dikembangkan peneliti ialah vaksin peptida, vaksin protein subunit rekombinan, kombinasi vaksin, vaksin vektor hidup, vaksin partikel mirip virus, dan jenis vaksin berbasis DNA menggunakan DNA dari HIB untuk memicu respons imun.

Percobaan Vaksin Terbaru

Hingga kini, uji coba vaksin HIV masih terus berlanjut. National Institute of Allergy and Infectious Disease menyebut penelitian terbaru bernama uji coba Mosaico telah dimulai dari tahun 2019 di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Penelitian ini melibatkan 3.900 laki-laki yang dianggap berisiko tinggi terkena HIV. Hasilnya membuktikan vaksin aman digunakan, namun tidak efektif memberikan perlindungan terhadap penularan penyakit tersebut.

Pada Februari 2023, Direktur Divisi AIDS National Institute of Allergy and Infectious Disease, Carl Dieffenbach, mengungkapkan kalau vaksin HIV belum bisa disebarkan dalam waktu dekat. Namun, uji coba vaksin eksperimental tahap awal sedang dalam proses penelitian.

Related

award
SPSAwArDS